kievskiy.org

Jokowi Tahun 2014 Tuntut Pemilu Jujur dan Adil, Kini Cawe-cawe Jelang Pilpres 2024

Ilustrasi Jokowi.
Ilustrasi Jokowi. /Pikiran Rakyat/Fian Afandi

PIKIRAN RAKYAT – Presiden Jokowi mengaku akan cawe-cawe menjelang pemilihan presiden atau Pilpres 2-24 mendatang. Hal itu disampaikannya pada Senin, 29 Mei 2023 lalu. Pernyataannya itu menuai kontroversi.

Sejumlah tokoh nasional menganggap seharusnya Jokowi tidak ikut cawe-cawe, tetapi menjadi wasit yang adil di antara calon pemimpin bangsa yang akan berkompetisi dalam Pilpres 2024 mendatang.

“Karena itu, saya cawe-cawe. Saya tidak akan netral karena ini kepentingan nasional,” kata pria kelahiran 1961 tersebut.

Dulu tahun 2014, Jokowi pernah minta Pemilu adil dan jujur

Baca Juga: Jokowi Ungkap Alasan Cawe-cawe, Said Didu Sebut Ada Kepentingan Kelompok

Jokowi mencalonkan diri menjadi presiden pada 2014. Ketika itu, ia sedang menjabat Gubernur DKI Jakarta selama dua tahun sejak 2012. Kaitannya dengan pencalonan sebagai presiden, ia pernah menulis surat ke publik.

“Pemilu harus adil dan jujur, oleh sebab itu: (1) Pastikan KPU netral dan independen,” katanya dalam surat yang ditulis pada 8 April 2014 di Jakarta.

Tak hanya itu, Jokowi itu menyebut perlunya memastikan teknologi Pemilu tidak dimanipulasi, serta tidak ada politik uang dalam Pemilu tersebut. Ia juga ingin agar netralitas dijaga Badan Intelijen.

“Pastikan Badan Intelijen maupun aparat keamanan dan pertahanan nasional netral dan tidak memihak,” tutur eks Wali Kota Solo tersebut.

Baca Juga: Jokowi Klarifikasi Soal Cawe-Cawe Pemilu 2024: Biar Tak Ada Riak yang Membahayakan Negara

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat