kievskiy.org

Jokowi Cawe-cawe Capres 2024, Ketum Partai Ummat Sebut Alasannya Tak Bisa Diterima

Presiden Jokowi bakal cawe-cawe soal pemilihan Presiden 2024.
Presiden Jokowi bakal cawe-cawe soal pemilihan Presiden 2024. /Antara/Akbar Nugroho Gumay

PIKIRAN RAKYAT - Ketua umum Partai Ummat, Dr. Ing. H. Ridho Rahmadi, M.Sc berujar jika alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk cawe-cawe dalam Capres 2024 tidak bisa diterima. Orang nomor satu di Indonesia itu mengungkapkan alasannya ikut campur dalam Pilpres 2024 yaitu sebagai bentuk tanggung jawab moral dalam transisi kepemimpinan nasional.

Bagi Ridho Rahmadi, hal tersebut sulit untuk diterima. Dia menyebutkan alasan sulit menerima motivasi Jokowi dalam keputusannya cawe-cawe di Capres 2024.

"Alasan pertama, Jokowi adalah seorang Presiden, kepala negara Indonesia. Maka cawe-cawe akan jelas mengacaukan netralitas seluruh jajaran pemerintahan di bawahnya mulai dari pusat hingga daerah," kata Ridho Rahmadi.

Ridho Rahmadi menilai jika cawe-cawe tersebut sama saja seperti mengerahkan sumber daya negara, baik personel maupun materiil untuk kemenangan salah satu Capres. Jokowi sebagai kepala negara memiliki kekuasaan tertinggi atas TNI/Polri, duta-duta besar, dan konsul.

Baca Juga: Heboh Mobil Google Maps Tersasar di Malang, Netizen: Pantes Gue Suka Nyasar

"Kami tidak meragukan netralitas TNI yang sama-sama dicintai ini, tetapi faktanya, hingga hari ini, beberapa posisi di pusat dan daerah diisi oleh pejabat TNI/Polri yang masih aktif. Jangan sampai iming-iming posisi birorat menghilangkan netralitas," ujar Ridho Rahmadi.

Alasan yang kedua yang disebutkan Ridho Rahmadi yaitu mengenai keberpihaka Jokowi terhadap bakal calon Presiden yang akan maju ke Pilpres 2024. Ia menilai jika mantan Wali Kota Solo itu berpihak kepada Ganjar Prabowo dan Prabowo Subianto dan tidak berpihak kepada Anies Baswedan.

"Jokowi telah menunjukkannya dengan cara-cara yag jauh dari nilai-nilai moral itu sendiri. Publik sulit untuk tidak menyimpulkan bahwa diganggunya Partai Demokrat dan NasDem dengan berbagai cara menggunakan kekuasaan, ditambah kasus Formula E adalah upaya sistemastis yang dilakukan untuk menggagalkan pencapresan Anies Baswedan dan untuk memuluskan rencana dua pasangan calon saja dalam Pilpres 2024," ucap Ridho Rahmadi.

Baca Juga: Tak Kunjung Dibebaskan, Orangtua TKI yang Disiksa di Myanmar Curiga Ada Konspirasi KBRI Yangoon dan Bangkok

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat