kievskiy.org

Pakar Minta Ikuti Perkembangan Data Ilmiah Kasus Virus Oz Secara Mendalam

Ilustrasi virus.
Ilustrasi virus. /Pixabay/Geralt

PIKIRAN RAKYAT - Prof. Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia meminta Pemerintah tak menyepelekan laporan kematian karena virus Oz yang terjadi di Jepang belum lama ini. Kendati demikian, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu juga meminta agar tidak khawatir secara berlebihan dengan hal tersebut.

"Jangan pula terlalu cepat membuat kesimpulan," tuturnya, "karena memang data ilmiah belumlah lengkap tersedia."

Dalam keterangannya, dia juga menyampaikan bahwa dari waktu ke waktu selalu ada laporan jenis penyakit baru di pelbagai negara. Tjandra menuturkan, saat kali pertama kasus baru atau kematian ditemukan, ada tindakan yang mesti segera dilakukan.

"Makanya, hal yang perlu kita lakukan sekarang adalah mengikuti secara mendalam perkembangan data ilmiah tentang kasus ini, tentu dari sumber yang dipercaya dalam setidaknya dua bentuknya, yaitu keterangan resmi dari sebuah badan negara atau dunia," tuturnya, Selasa 27 Juni 2023, seperti dilaporkan Antara.

Baca Juga: 5 Amalan Pengganti Puasa Arafah bagi Wanita Haid, Banyak Cara Meraih Pahalanya

Sumber tepercaya lainnya yang bisa diikuti, kata dia, hasil penelitian yang dipublikasi resmi, bukan dari pesan WhatsApp berantai tanpa sumber yang jelas.

Ada tidaknya penyakit baru, kata dia, secara umum Pemerintah mesti tetap menjaga dan menjamin surveilans selalu berjalan dengan baik. Menurutnya, setidaknya dalam tiga bentuk yakni surveilans berbasis gejala, berbasis lanoratorium, hingga sampai tahap genomik.

Apa itu virus Oz?

Virus Oz merupakan Thogotovirus baru yang diisolasi dari kutu yang menyebabkan infeksi mematikan pada tikus. Berdasarkan serosurveilans infeksi virus OZ yang dilakukan, di antara manusia dan mamalia liar di Jepang dengan menggunakan uji netralisasi virus dan ELISA (penetapan kadar imunosorben taut-enzim), hasilnya menunjukkan bahwa virus tersebut memungkinkan secara alami menginfeksi manusia maupun inang mamalia lainnya.

Dilansir dari situs web Perpustakaan Nasional Kedokteran Amerika Serikat, genus Thogotovirus yang paling sering ditularkan berbagai spesies kutu keras dan lunak. Virus tersebut dikaitkan dengan penyakit manusia, menyebabkan penyakit demam dan kematian pada manusia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat