kievskiy.org

3 Tradisi Idul Adha 2023 di Indonesia, Sarat Makna dan Pelajaran Kehidupan

Seorang warga memilah daging hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah di Desa Ilie, Banda Aceh, Aceh, Kamis (29/6/2023). Daging kurban sapi dan kambing tersebut dibagikan kepada anak yatim dan warga kurang mampu.
Seorang warga memilah daging hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah di Desa Ilie, Banda Aceh, Aceh, Kamis (29/6/2023). Daging kurban sapi dan kambing tersebut dibagikan kepada anak yatim dan warga kurang mampu. /Antara/Irwansyah Putra

PIKIRAN RAKYAT – Sebagai negara yang sangat luas dengan lebih dari 17.000 pulau, keragaman budaya dan tradisi di Indonesia sangat kaya. Hal ini tampak dalam berbagai tradisi perayaan Idul Adha di berbagai daerah.

Tradisi-tradiisi tersebut juga memuat banyak makna dan pelajaran tentang kehidupan untuk para pengikutnya.

Berikut adalah perayaan Idul Adha unik di 3 wilayah di Indonesia sebagaimana dikutip Pikiran-rakyat.com dari laman Kemendikbud.

Baca Juga: Cara Agar Hewan Kurban Tak Ngamuk Saat Disembelih

Warga mengemas daging kurban yang akan dibagikan menggunakan keranjang bambu saat perayaan Idul Adha 1444 H di Ngaran, Margokaton, Seyegan, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (29/6/2023). Warga di kampung itu menggunakan keranjang bambu dan daun jati untuk membungkus daging kurban yang dibagikan kepada masyarakat karena dinilai lebih ramah lingkungan serta untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.
Warga mengemas daging kurban yang akan dibagikan menggunakan keranjang bambu saat perayaan Idul Adha 1444 H di Ngaran, Margokaton, Seyegan, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (29/6/2023). Warga di kampung itu menggunakan keranjang bambu dan daun jati untuk membungkus daging kurban yang dibagikan kepada masyarakat karena dinilai lebih ramah lingkungan serta untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.

1. Bangka Belitung

Nganggung di Bangka Belitung adalah tradisi membawa makanan dari setiap rumah penduduk ke satu tempat pertemuan besar seperti masjid, surau, langgar, atau lapangan. Tradisi ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Nisfu Sya'ban, Muharram, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Tradisi Nganggung juga dikenal dengan sebutan Sepintu Sedulang karena setiap rumah membawa satu dulang (sedulang) berisi makanan dalam wadah kuningan atau seng yang ditutup dengan Tudung Saji.

Tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya Melayu Bangka dan memiliki makna yang kuat dalam memperkuat ikatan kekeluargaan di antara masyarakat Melayu. Tradisi Nganggung umumnya diisi dengan doa-doa dan ceramah agama yang sesuai dengan tema momen pelaksanaan, seperti Maulid Nabi dan lainnya.

Baca Juga: Jemaah Haji Indonesia Tak Diberi Makan Usai Wukuf, Terkatung-katung di Tengah Suhu 42 Derajat Celsius

2. Aceh

Meugang atau Makmeugang adalah tradisi menyembelih hewan secara bersama-sama di satu tempat. Hewan yang disembelih adalah kambing atau sapi. Biasanya, masyarakat Aceh menggelar Meugang tiga kali dalam setahun yaitu pada Ramadhan, Idul Adha, dan Idul Fitri. Jumlah hewan yang disembelih mencapai ratusan ekor. Selain kambing dan sapi, masyarakat Aceh juga menyembelih ayam dan bebek.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat