kievskiy.org

Arab Saudi Jadikan China Mitra Terpenting Membangun Infrastruktur Kereta Cepat dan Kendaraan Listrik

Ilustrasi kereta cepat
Ilustrasi kereta cepat /Pixabay/Clker-Free-Vector-Images

PIKIRAN RAKYAT - Tak bisa disangkal, China saat ini memiliki ekonomi terkuat nomor dua di dunia. Berdasarkan data Bank Dunia 2022, AS saat ini memiliki ekonomi terbesar di dunia sejauh ini dengan PDB sebesar 23 triliun dolar AS. Sementara Tiongkok memiliki PDB terbesar kedua di dunia dengan nilai 18 triliun dolar AS.
 
Tak heran dengan kekuatan ekonomi China yang sangat besar itu, banyak negara di dunia berbondong-bondong ingin bekerja sama dengan China. Termasuk pemerintah di negara-negara Timur Tengah, Asia, Amerika Latin, dan Afrika. Bahkan, banyak negara di Eropa pun bekerja sama dengan China. Tak terlupakan Australia yang menjadikan China mitra dagang terbesarnya. 
 
Oleh karena itu, dapat dipahami mengapa pemerintah kita melakukan banyak kerja sama dengan China, termasuk kereta cepat Indonesia China, dan juga kendaraan listrik.
 
Arab Saudi pun melakukan kolaborasi serupa dengan China. Asal tahu saja, jika Anda yang pernah umrah atau pun naik haji dan mengenakan transportasi kereta cepat Haramain Express Mekah-Madinah, infrastruktur kereta tersebut tersebut dibangun oleh China.
 
Saudi mempercayakan pembangunan jaringan kereta cepat pertamanya di Mekkah tersebut kepada pemerintah China karena China memang mumpuni. Soal pembangunan infrastruktur kereta cepat, China memang sudah punya reputasi bagus. Kereta cepat di Laos dan sejumlah kereta cepat lainnya di Asia juga dibuat oleh China.
 
Jadi, tak salah, Indonesia juga melirik China untuk pembangunan kereta cepat pertama di negara kita yang sebentar lagi akan dioperasikan itu. Soalnya, China kini juga menjadi penguasa teknologi transportasi.
 
Herannya, banyak netizen yang kerap merisak pemerintahan Joko Widodo lantaran berkolaborasi dengan China. Padahal, data di dunia menunjukkan bahwa ekonomi China memang sangat kuat, nomor dua di dunia setelah AS. Selisih GDP China dengan AS pun tak terlalu beda jauh. Tak heran, seperti dilansir laman Forbes, dalam waktu dekat China akan menyalip perekonomian AS sehingga kekuatan ekonomi China akan menjadi terwahid di dunia.

Antusiasme Arab Saudi 

Asal tahu saja, banyak negara termasuk di kawasan Arab berbondong-bondong ingin bekerja sama dengan China. Raja Arab Saudi pun sampai mengunjungi China untuk memantapkan kerja sama bilateral mereka. Bahkan, Presiden Xi Jinping pun diundang ke Saudi dan sambutan warga setempat begitu luar biasa. Tak cukup di situ, KTT Arab dan China pun sudah digelar dalam beberapa tahun terakhir.
 
Yang terbaru, pemerintah Palestina pun terpincut dengan China. Bahkan, Presiden Palestina baru saja mengunjungi China untuk meningkatkan hubungan bilateral mereka, termasuk kerja sama ekonomi. 
 
Tak cukup hanya dengan KTT dan juga kunjungan kenegaraan, hubungan Arab dan China pun semakin dekat dengan digelarnya konferensi bisnis yang melibatkan para pengusaha Arab dan China. Dilansir laman DW, Kamis 15 Juni 2023, pada konferensi bisnis di Riyadh, China dan Arab Saudi mengumumkan kesepakatan investasi senilai 10 miliar dolar AS (sekira Rp148,68 triliun) di berbagai bidang. 

Kantor berita pemerintah Arab Saudi, SPA, mengatakan, ada 30 perjanjian yang ditandatangani di berbagai sektor, termasuk teknologi, energi terbarukan, pertanian, real estat, pertambangan, pariwisata, dan perawatan kesehatan.

KTT bisnis tersebut digambarkan sebagai "pertemuan besar" dari sekitar 3.500 pemimpin bisnis, inovator, dan pembuat keputusan dari lebih dari 26 negara, termasuk delegasi terbesar dari China.

Hingga saat ini, meski Arab Saudi masih menjadi mitra utama Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah, kesepakatan terbaru dengan China ini menjadi bukti semakin berkurangnya pengaruh AS di wilayah tersebut.

Asal tahu saja, lebih dari setengah dana investasi baru China dan Arab Saudi tersebut akan memungkinkan produsen kendaraan listrik (EV) China, Human Horizons, membangun fasilitas produksi baru di Saudi. Jadi, Saudi pun saat ini sedang menggelorakan penggunaan kendaraan listrik. Bahkan, memilih China sebagai mitra untuk kerja sama kendaraan listrik.


"Kita tidak harus bersaing dengan China, kita harus bekerja sama dengan China," kata Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman kepada para delegasi KTT Bisnis Saudi dan China, Minggu 11 Juni 2023.
 
Jadi, bagi mereka yang selama ini merisak pemerintahan Jokowi, cobalah Anda berpikir ulang. Bacalah lebih banyak literatur dengan sumber yang kredibel bukan sumber abal-abal yang menyajikan berita hoaks dan kebencian terhadap pemerintah dan juga China. Apalagi sekarang era AI membuat hoaks semakin sulit dideteksi oleh orang yang malas belajar dan berpikiran sempit.Akibatnya, banyak yang tertipu, tersulut dan terprovokasi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat