kievskiy.org

Kualitas Udara Jakarta Lebih Buruk Saat Malam, Ini Penjelasan BMKG

Ilustrasi polusi udara di Jakarta.
Ilustrasi polusi udara di Jakarta. /Antara/Aditya Pradana Putra

PIKIRAN RAKYAT – Polusi udara Jakarta dan sekitarnya memburuk beberapa pekan terakhir. Pemerintah sampai menyarankan sistem kerja hibrida bagi pekerja di Jakarta hingga melakukan modifikasi cuaca untuk menangani polusi udara mencekik.

Bukan hanya di siang hari, polusi udara ternyata juga terjadi di malam hari hingga menjelang pagi hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kualitas udara Jakarta lebih buruk dan tidak sehat saat malam hari menjelang pagi.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Fachri Radjab mengungkapkan Partikulat (PM 2,5) atau partikel udara yang lebih kecil dari 2,5 mikron, justru cenderung lebih tinggi di malam hari. Sedangkan menjelang pagi hari seiring aktivitas masyarakat meningkat, PM 2,5 juga meningkat.

“Kalau kita lihat siklus harian, PM 2,5 memang dalam siklus harian konsentrasi cenderung lebih tinggi pada malam hari. Malam hari itu relatif lebih tinggi hingga menjelang pagi. Kemudian, di pagi juga seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat, konsentrasi PM 2,5 juga meningkat,” kata Fachri.

Baca Juga: Profil Oge Arthemus, Pesulap Peraih Rekor Muri Ditangkap karena Kepemilikan Ganja

Pada malam hari, kualitas udara di Jakarta memburuk bukan hanya karena asap kendaraan. Lebih dari itu, kualitas udara di Jakarta buruk saat malam hari karena dipengaruhi lapisan inversi yang mengecil sehingga konsentrasi PM 2,5 makin tinggi.

“Polutan ataupun partikel yang menyebabkan polusi itu contributor kenapa cenderung tingginya di malam hari itu karena adanya yang kita sebut lapisan inversi, itu lapisan pembalik,” ujar Fachri menambahkan.

Kondisi tersebut dipicu karena partikel polusi berkumpul hingga terjebak di lapisan inversi. Selain itu, inversi juga menyebabkan langit di Jakarta berwarna keruh abu-abu.

“Kalau kita kenal suhu makin tinggi tempat maka makin dingin suhunya, tapi pada ketinggian tertentu dia akan tetap stabil suhunya, dia tidak turun, itu yang disebut lapisan inversi. Pada lapisan inilah polutan-polutan itu berkumpul. Ketika malam hari, ketebalan lapisan inversi itu mengecil sehingga konsentrasinya akan semakin tinggi,” kata Fachri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat