kievskiy.org

Yenny Wahid vs Khofifah Indar Parawansa, Siapa yang Paling Tinggi Elektabilitasnya sebagai Cawapres?

Kolase foto putri Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Yenny Wahid dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Kolase foto putri Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Yenny Wahid dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. /Instagram/@yennywahid dan @khofifah.ip

PIKIRAN RAKYAT - Putri Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh, merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki elektabilitas tinggi sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres 2024. Perempuan yang dikenal dengan nama Yenny Wahid itu bahkan mengalahkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Dalam survei elektabilitas bakal cawapres perempuan di basis NU yang dilakukan Dialektika Institute, elektabilitas Yenny Wahid mencapai 27,6 persen. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Riset Dialektika Institute Mheky Polanda di Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, 11 September 2023.

"Sebanyak 27,6 persen responden survei memilih nama Yenny Wahid sebagai kandidat calon wakil presiden," tuturnya menegaskan.

Adapun Khofifah Indar Parawansa berada di bawahnya, dengan elektabilitas mencapai 25,4 persen. Nama Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani masuk dalam elektabilitas bakal cawapres itu.

Selain mengukur nama bakal cawapres, survei itu juga mengukur elektabilitas melalui simulasi nama pasangan dengan pertanyaan tertutup.

Dalam simulasi itu, pasangan Prabowo Subianto-Yenny Wahid mendapat dukungan 40,7 persen, sedangkan simulasi pasangan Ganjar Pranowo-Yenny Wahid mendapat dukungan 32 persen.

Survei Dialektika Institute dilakukan dengan metode pemilihan responden secara acak sistematis program komputerisasi dengan memasukkan database nomor telepon responden yang dulu menjadi responden dalam survei 2013-2023 dengan margin of error 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei tersebut dilaksanakan pada 1 sampai 10 September 2023, dengan metode wawancara melalui telepon melibatkan sampel responden sebanyak 1.000 orang yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Peringatan

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf belum lama ini dengan tegas menyampaikan bahwa pihaknya bakal memberi sanksi bagi pengurus yang menggunakan lembaga NU untuk kepentingan politik praktis. Dia mengungkapkan, akan menegur pihak yang mencatut nama NU untuk kepentingan politik praktis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat