kievskiy.org

Warga Korban Gusuran Pembangunan JIS Tinggal di Tenda karena Belum Bisa Masuk ke Kampung Susun Bayam

Foto udara Jakarta International Stadium (JIS) berlangsung di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (11/8/2023). Ketua Umum PSSI Erick Thohir, mengatakan bahwa PSSI dan FIFA telah menyepakati venue Piala Dunia U-17 akan diadakan di Jakarta International Stadium (Jakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), dan Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya).
Foto udara Jakarta International Stadium (JIS) berlangsung di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (11/8/2023). Ketua Umum PSSI Erick Thohir, mengatakan bahwa PSSI dan FIFA telah menyepakati venue Piala Dunia U-17 akan diadakan di Jakarta International Stadium (Jakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), dan Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya). /Antara/Galih Pradipta

PIKIRAN RAKYAT - Warga Kampung Bayam yang terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) sebagian masih bertahan di sekitar stadion tersebut lantaran tak kunjung mendapat kepastian untuk masuk ke Kampung Susun Bayam, Jakarta Utara.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta menjanjikan warga korban gusuran Kampung Bayam mendapat hunian dalam bentuk Kampung Susun Bayam. Meski pembangunan hunian itu telah rampung pada Oktober 2022, warga tak kunjung bisa menempati bangunan tersebut.

Sebagai bentuk protes, warga mendirikan tenda di sekitar JIS dan tinggal di sana. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Pemkot Jakarta Utara berjanji bakal memfasilitasi proses relokasi warga gusuran Kampung Bayam yang saat ini masih bertahan di sekitar JIS, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok.

Lurah Papanggo Tomi Haryono mengaku siap membantu proses relokasi warga. Pun demikian saat proses pemindahan barang hingga transportasi selama relokasi nanti.

Baca Juga: Pembukaan Piala Dunia U-17 Batal di JIS, Pemerintah Lebih Pilih Gelora Bung Tomo Surabaya

Sebagai bentuk solusi, warga gusuran Kampung Bayam ditawarkan menempati rusun lain di wilayah Jakarta Utara. Namun, para penghuni tersebut masih bertahan lantaran ingin tinggal di rumah susun yang ada di kawasan JIS.

"Kami sudah tawarkan, sambil menunggu kepastian mereka bisa tinggal dulu sementara di rusun yang ada di wilayah lain," kata Tomi dalam keterangannya, Kamis, 21 September 2023.

Ia mengatakan, pihaknya sudah mencoba melakukan pertemuan dan berdialog bersama warga untuk dilakukannya relokasi. Namun, kata Tomi, warga yang masih bertahan karena ingin tinggal di Kampung Susun Bayam tetapi tidak sepakat membayar sesuai ketentuan pihak pengelola.

Ia menambahkan, berdasarkan hasil komunikasi dan silaturahmi bersama warga, ada sekira 10 KK yang masih tinggal di tenda sekitaran JIS. "Kami berharap mereka mau direlokasi. Silakan pilih saja mau di rusun mana yang ada di Jakarta Utara," kata Tomi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat