PIKIRAN RAKYAT - Pengamat politik Adi Prayitno menilai, keputusan Kaesang Pangarep bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menimbulkan kecemburuan bagi partai politik lain. Terlebih PDI Perjuangan (PDIP), yang pernah melarang perbedaan pilihan politik dalam satu keluarga.
"Yang paling menarik adalah Kaesang ke PSI, seolah-olah merupakan sikap politik Jokowi. Tetapi itu tidak bisa dibantah, karena pastinya Kaesang berkonsultasi dengan Jokowi sebagai orangtuanya," ujar Adi.
Sementara bagi PSI, mengantongi kesepakatan dengan Kaesang adalah keberuntungan besar. Sebab, mereka berpeluang lolos ke Senayan. Apalagi, selisih suara PSI pada Pemilu 2019 dengan ambang batas parlemen cukup tipis.
"Tinggal mencari 2 persen, saya kira ada portofolio Kaesang, dan itu sangat mungkin," kata Direktur Parameter Politik Indonesia itu.
Baca Juga: BRI Liga 1: Persib ke Papan Atas atau Bhayangkara FC Akhiri 6 Laga tanpa Kemenangan?
Menurutnya, lewat jaringan, sumber daya politik, dan popularitas Kaesang di kalangan anak muda, juga berpengaruh besar terhadap eksistensi PSI menjelang Pemilu 2024.
Tanggapan PDIP
Sebelum resmi bergabung dengan PSI, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat meminta Kaesang tidak terburu-buru mengambil keputusan.
"Saran saya adalah untuk masuk organisasi partai politik itu ojo kesusu, ojo grusa-grusu," ujar Djarot di Kantor DPP PDIP Jakarta, pada Kamis, 21 September 2023.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menyarankan Kaesang mempelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) dan ideologi PSI.