kievskiy.org

Gagasan Ganjar Pranowo soal Memulihkan Alam Dipuji, tapi Baru Sebatas Energi Hijau dan Kendaraan Listrik

Bakal capres dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak.
Bakal capres dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak. /Pikiran Rakyat/Oktaviani

PIKIRAN RAKYAT – Gagasan yang ditawarkan Ganjar Pranowo dinilai unggul jika dibandingkan dengan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Ganjar dianggap menguasai isu lingkungan dan pangan.

Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ade Reza Hariyadi, Ganjar unggul dalam gagasan merawat kelestarian lingkungan. Sayangnya, gagasan itu baru sebatas wacana energi hijau dan transformasi penggunaan kendaraan berbahan bakar listrik.

"Padahal, deforestasi kita sangat tinggi. Industrialisasi belum ramah lingkungan dan kemandirian kita untuk bertransformasi ke energi ramah juga belum banyak dieksplorasi lebih lanjut. Padahal, itu bisa jadi nilai jual bagi Ganjar, unggul dari Prabowo dan Anies," tutur Ade.

Selain itu, Ganjar juga punya ambisi untuk memulihkan kondisi alam Indonesia. Beberapa upaya yang direncanakannya antara lain mengurangi emisi karbon, mencetak talenta untuk inovasi, serta mendorong ekonomi hijau dan ekonomi biru.

Baca Juga: Polsekta Sukasari Bandung Sudah Temukan dan Kembalikan Motor Korban Begal yang Pengakuannya Viral di Medsos

Untuk memuluskan strateginya, Ganjar perlu merumuskan program unggulannya menjadi lebih teknokratik. Dengan begitu, gagasan terkait kelestarian lingkungan lebih terukur.

"Sebab, kalau kita lihat dari semua pengalaman pilpres selama ini antara political planning atau perencanaan politik, yakni menyusun visi-misi antara capres dan cawapres yang didukung oleh pengusung yang diterjemahkan dalam perencanaan pembangunan nasional lima tahunan itu, saya kira koherensi atau keterikatan sangat lemah," tuturnya.

Berkaca pada pilpres sebelumnya, gagasan calon kepala negara ini hanya berakhir menjadi dokumen administrasi pencalonan ke KPU. Gagasan tersebut sering tidak konsisten saat kandidat terpilih menjadi presiden dan wakilnya. Untuk itu, Ade menyaraknkan Ganjar merancang rencana jangka panjang dan jangka pendek secara rinci.

"Sebaiknya Ganjar merancang pijakan perencanaan pembangunan nasional, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Jadi, kapasitas dalam negara pemerintahan diterjemahkan dalam program-program pemerintahan antara jangka pendek, jangan menengah dan jangka panjang," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat