PIKIRAN RAKYAT - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua berharap, Pilot Susi Air bisa segera dibebaskan dari tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Meski, pihaknya menduga berlarutnya pembebasan itu disebabkan oleh terjadinya perpecahan di antara anggota KKB.
"Berbagai rencana saat ini memang seolah mengalami jalan buntu akibat terjadinya perpecahan di antara kelompok penyandera yang berdampak berlarutnya upaya pembebasan," kata Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandey, Selasa 10 Oktober 2023.
Mereka menduga, kondisi psikologis kapten Philip Mark Mehrtens agak menurun, sehingga Komnas HAM prihatin terhadap sandera maupun keluarga. Dia menduga bila sandera sudah berkomunikasi dengan keluarganya.
Baca Juga: KPK Minta Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo Kooperatif Penuhi Panggilan Pemeriksaan Hari Ini
"Dugaan tersebut didasarkan karena sudah hampir lima bulan tidak video tentang keberadaan Philip, sehingga kuat dugaan Philip sudah berkomunikasi dengan keluarganya," tutur Frits Ramandey.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan komunikasi dengan mitra-mitra Komnas HAM. Paling tidak, mengecek perkembangan dan kondisi sandera, misalnya, apakah perlu melibatkan istrinya dalam upaya membebaskannya.
Komnas HAM mendukung berbagai upaya negosiasi yang saat ini terus dilakukan oleh berbagai pihak terutama TNI, Polri, dan Pemkab Nduga untuk membebaskan pilot Susi Air. Apalagi saat kunjungan kerjanya ke Papua, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya mengedepankan negosiasi dalam proses pembebasan sandera.
Baca Juga: Kompak dan Akrabnya Jokowi dengan Prabowo Subianto-SBY, Gerindra: 'Kode Keras' Pilpres 2024
Penculikan Pilot Susi Air dan Penderitaan Warga Nduga
Pangdam Cenderawasih mengingatkan dan berharap Egianus Kogoya pintar membaca tanda-tanda dari Tuhan yang sudah tertulis dalam kitab suci.