kievskiy.org

Hari Anak Perempuan Sedunia, Pemahaman Kesetaraan Gender Perlu Ditanamkan Orangtua Sedini Mungkin

Anak sekolah dasar mengerjakan ujian Penilaian Akhir Semester dengan sistem daring dari kediamannya di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu 16 Desember 2020.
Anak sekolah dasar mengerjakan ujian Penilaian Akhir Semester dengan sistem daring dari kediamannya di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu 16 Desember 2020. /Antara/Saiful Bahri

PIKIRAN RAKYAT - Seperti juga anak laki-laki, anak perempuan juga harus menyadari hak-hak dasarnya dan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Dukungan pengasuhan di rumah dan lingkungan masyarakat yang tidak membatasi anak perempuan, bisa memperbesar potensi anak-anak perempuan dalam perubahan dunia yang lebih baik.

Hal itu merupakan latar belakang dari peringatan Hari Anak Perempuan Internasional setiap tanggal 10 Oktober. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tidak berlaku hanya ketika dewasa, tapi juga saat anak-anak. Anak-anak perempuanlah yang di masa depan akan menjadi pekerja, ibu, wirausaha, pembimbing, bahkan pemimpin di dunia politik.

Kemampuan anak perempuan untuk menyadari akan potensinya harus dimulai dari rumah. Pola pengasuhan dan pola komunikasi ke anak perempuan harus mampu mendorong anak perempuan untuk aktif dan tidak lagi pasif.

Menurut psikolog Dono Baswardono, pada dasarnya, gaya parenting untuk anak lelaki dan perempuan sama saja. Namun, ada nilai-nilai yang dianut oleh orangtua yang sangat dipengaruhi oleh budaya. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengidentifikasi apa nilai-nilai yang mereka percayai tentang anak perempuan dan lelaki.

Baca Juga: Peringatan Hari Anak Nasional 2023 di Cimahi: Mewaspadai Dampak Buruk Teknologi

"Agar anak perempuan tumbuh dan berkembang optimal, lakukan beberapa hal seperti mendorong anak perempuan untuk mengejar passion tertentu atau suatu tujuan karier. Dan, biasakan anak perempuan mengambil keputusan untuk berbagai hal dalam kehidupannya," ucapnya di Bandung, 11 Oktober 2021.

Selain itu, kata Dono, orangtua juga harus bisa mendorong anak perempuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Anak perempuan tidak perlu terlalu diproteksi atau diintervensi.

Anak perempuan juga harus didorong untuk berani mengambil risiko, khususnya risiko fisik. Dalam pengasuhannya, mereka juga harus difasilitasi untuk mudah bekerja sama dengan anak perempuan lainnya.

Tujuan parenting yang mendorong kemampuan anak itu, menurut Dono, sebaiknya sama saja antara anak lelaki dan perempuan. Meskipun bisa saja ada perbedaan pada urutan prioritasnya.

Pertama adalah pengasuhan orangtua harus bisa memenuhi kebutuhan rasa aman anak. Orangtua harus mampu membuat anak merasa dicintai, dihargai, didengar, dan dipedulikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat