kievskiy.org

4 Penyebab Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Membengkak, Terlalu Banyak Tenaga Kerja Asing

Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Stasiun Padalarang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu, 13 September 2023.
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Stasiun Padalarang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu, 13 September 2023. /Antara/Raisan Al Farisi

PIKIRAN RAKYAT – Megaproyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dibangun dengan total anggaran US$7,2 miliar atau Rp108 triliun. Semula, biaya yang dibutuhkan hanya mencapai US$5,13 miliar atau Rp76 triliun.

Saat pembangunan berlangsung, kereta cepat mengalami pembengkakan biaya. Pembengkakan paling besar berasal dari eskalasi harga atau adjustment for change in cost mencapai 27,8% dari porsi pembengkakan biaya.

Kondisi ini menjadikan kereta Whoosh sebagai proyek paling mahal di sektor transportasi. Pembengkakan dianggap mengancam perekonomian Indonesia. Sebab, kondisi keuangan Kereta Api Indonesia yang sudah punya laba, harus tersedot oleh Whoosh.

Baca Juga: Luca Marini Pole Position Kualifikasi MotoGP Mandalika 2023, Pecahkan Rekor Waktu Tercepat!

Ekonom dari Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira membeberkan beberapa penyebab yang membuat biaya proyek kereta cepat membengkak.

Pertama, muncul biaya tak terduga di tengah jalan. Kedua, biaya konstruksi pada saat pelaksanaan melebihi anggaran yang ditetapkan di awal.

"Ini yang disebut sebagai cost of run. Alasan kedua adalah karena yang harusnya sampai ke Bandung, akhirnya cuma sampai ke Tegalluar. Dan itu yang membuat proyeksi ke depan akan menurunkan juga jumlah passenger rate-nya atau penerimaan dari tiket," kata Bhima dilansir dari DW Indonesia.

Ketiga, impor teknologi. Keempat, terlalu banyak melibatkan tenaga kerja asing.

"Impor besi baja, kemudian penggunaan tenaga kerja asingnya banyak sekali. Itu juga turut membengkakan anggaran," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat