kievskiy.org

Penyebaran Cacar Monyet, 98 Persen Pasien Terinfeksi Akibat Perilaku Menyimpang

Ilustrasi cacar monyet.
Ilustrasi cacar monyet. /Pixabay/Alexandra_Koch

PIKIRAN RAKYAT - Penularan virus monkeypox (mpox) atau cacar monyet dari manusia ke manusia mudah terjadi saat ada kontak yang erat dan dekat dengan penderita, terlebih bersentuhan dengan cairan pada lesi atau ruam berbintil pada permukaan kulit. Potensi penularan terbesar pun bisa terjadi pada pelaku seks menyimpang dan berganti-ganti pasangan.

"Beberapa literatur medis menyebutkan memang penularan paling sering adalah melalui hubungan seksual, terutama pada hubungan sesama jenis. Penularan paling banyak karena kontak erat dengan penderita yang ada ruam atau lesi pada kulit, terutama di daerah genital," kata Yovita Hartantri, dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsulen Penyakit Tropik dan Infeksi, di Bandung pada Rabu, 25 Oktober 2023.

Yovita menuturkan, bahwa Jurnal Kesehatan The New England menunjukkan penelitian terbaru tentang karakteristik diagnosa dan kondisi klinis mpox. Para peneliti melaporkan 528 infeksi yang terdiagnosa antara 27 April 2022 - 24 Juni 2022, dari 16 negara. Secara umum, 98 persen pasien terinfeksi adalah gay atau biseksual.

Kasus cacar monyet itu memiliki beberapa cara penularan. Paling banyak adalah kontak seksual yang dekat sebanyak 95 persen. Lalu, ada penularan melalui kontak dekat nonseksual (1%), kontak dalam lingkup rumah tangga (1%), dan cara transmisi lainnya (3%).

Baca Juga: Puan Maharani Bantah Jokowi-PDIP Renggang Akibat Penolakan Presiden Tiga Periode

"Tempat-tempat ditemukan cacar monyet positif dengan pemeriksaan PCR, paling banyak pada lesi di kulit dan area anogenital, yaitu mencapai 97 persen," kata Yovita, yang berpraktik di RS Hasan Sadikin dan RS Santo Borromeus itu.

Tempat-tempat lainnya ditemukan cacar monyet positif melalui pemeriksaan PCR adalah pada swab hidung dan tenggorokan (26%), pada darah (7%), pada air kencing (3%), dan pada air mani (5%). Lokasi lesi itu pun paling banyak tampak di area anogenital, lalu tungkai, wajah, dan telapak tangan atau kaki.

Menurut Yovita, penularan utama memang dari cairan di dalam lesi, yaitu ruam dengan bintil yang tampak tegas bentuknya. Lesi itu bisa pecah sehingga saat bersentuhan dengan cairan di dalamnya langsung bisa tertular.

Ruam itu mulanya masih datar dan hanya tampak kemerahan, lalu makin lama makin membesar seperti bentuk cacar air. Cairan di dalamnya lama-lama berisi seperti nanah, kemudian dia pecah dan menjadi bentuk keropeng.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat