kievskiy.org

Fatwa MUI dan Dilema Konsumen: Antara Boikot Produk Penjajah Israel dan Ketergantungan Sehari-hari

Aksi boikot Israel di Palestina.
Aksi boikot Israel di Palestina. /Reuters/Stephen Farrell

PIKIRAN RAKYAT - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengharamkan umat Islam untuk membeli produk-produk yang mendukung dan terafiliasi penjajah Israel. Namun, apakah fatwa haram tersebut akan diikuti oleh seluruh umat Islam di Indonesia?

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal merasa ragu semua umat Islam di Indonesia akan mengikuti fatwa MUI tersebut. Dia menilai, masyarakat sudah memiliki ketergantungan dengan produk-produk yang diboikot.

"Produknya kan banyak dan bervariasi, termasuk produk-produk yang digunakan sehari-hari. Seperti sabun, pasta gigi, makanan, minuman, dan lain-lain," ucapnya, Selasa 14 November 2023.

"Selain itu, ketaatan masyarakat utamanya Muslim untuk mengikuti fatwa MUI berbeda-beda. Masing-masing ada yang menganggap enteng, serius, atau ada yang serius tapi tidak bisa meninggalkan (produk itu). Sehingga sudah tersaring lagi orang-orang yang boikot," tutur Mohammad Faisal menambahkan.

Itulah sebabnya, dia memperkirakan dampak seruan boikot tersebut tidak akan terlalu besar. Kecuali, jika semakin banyak yang mengikuti fatwa MUI dan berlangsung lama.

"Kalau itu mungkin bisa menurunkan penjualan dan menyebabkan PHK," ujar Mohammad Faisal.

Ketimbang memboikot, dia menyarankan sebaiknya masyarakat yang mendukung Palestina memberikan dukungan dalam bentuk uang yang nantinya disumbangkan untuk membangun fasilitas umum yang hancur lebur digempur penjajah Israel.

Tanggapan Pemerintah

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah yang mendukung aksi boikot produk penjajah Israel. Baru Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang mengatakan bahwa aksi tersebut adalah pilihan masyarakat.

"Itu terserah masyarakat, tapi apakah itu membantu ya? Silakan saja," ucapnya kepada wartawan di Jakarta Pusat, Kamis 9 November 2023.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat