kievskiy.org

Kemenkes Pastikan Bakteri Wolbachia Aman untuk Cegah Demam Berdarah

Ilustrasi bakteri.
Ilustrasi bakteri. /Pixabay/qimono

PIKIRAN RAKYAT - Pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan bahwa penggunaan bakteri Wolbachia dalam upaya pengendalian penularan demam berdarah dengue tidak berpotensi menimbulkan penyakit baru yang berbahaya bagi kesehatan. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadi Tarmizi, di Jakarta pada Jumat.

Menurut penelitian dari Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM), Wolbachia merupakan bakteri alami yang biasanya ditemukan pada serangga seperti kupu-kupu, lalat buah, dan lebah. Studi ini melibatkan penelitian di lima dusun yang mencakup area permukiman dan agrikultur di Kabupaten Sleman dan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2012.

"Bakteri Wolbachia pipientis ditemukan pada 44,9 persen serangga seperti kupu-kupu, ngengat, nyamuk, dan lalat dalam penelitian tersebut," ungkap Nadia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lainnya dan tidak menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan. Wolbachia merupakan endosimbion obligat, yang hanya dapat hidup di dalam sel organisme hidup lain.

Baca Juga: Bagaimana Wolbachia Bekerja? Metode Unik dan Efektif yang Diklaim Aman bagi Manusia

Nadia menjelaskan bahwa Wolbachia dapat mengurangi replikasi virus dengue di tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga menurunkan kapasitas nyamuk sebagai vektor virus dengue. Mekanisme kerjanya melibatkan kompetisi makanan antara virus dan bakteri, di mana Wolbachia mengurangi makanan yang dapat menghidupi virus.

"Dengan sedikitnya makanan yang bisa menghidupi virus, maka virus tidak dapat berkembang biak," tambahnya.

Dalam upaya pengendalian penularan virus dengue, nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia dilepaskan. Metode pelepasan ini dapat dilakukan dengan melepaskan nyamuk ber-Wolbachia jantan saja, yang bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk dalam kurun waktu tertentu. Dampaknya adalah penurunan populasi karena telur-telur yang dihasilkan tidak menetas.

Metode pelepasan yang kedua melibatkan melepas nyamuk jantan dan betina ber-Wolbachia dalam waktu sekitar enam bulan. Tujuannya adalah menyebarkan Wolbachia dalam populasi nyamuk Aedes aegypti untuk menekan penularan virus dengue.

Kemenkes telah melakukan penyebaran jentik nyamuk berbakteri Wolbachia di lima kota endemis demam berdarah dengue di Indonesia sejak awal tahun 2023. Penyebaran ini dilakukan di berbagai titik di Kota Semarang, Kota Bandung, Kota Jakarta Barat, Kota Kupang, dan Kota Bontang, dengan jumlah total titik mencapai puluhan ribu.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat