PIKIRAN RAKYAT - Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menilai bahwa para pemilih pemula lebih tertarik dengan gimik daripada visi dan misi yang ditawarkan peserta Pilpres 2024.
"Banyak media, ketika bertanya kepada saya apa visi dan misinya, apa programnya, dan seterusnya. Kalangan pemilih, apalagi pemilih pemula, itu tidak terlalu tertarik, (mereka) tertarik lebih kepada gimik," katanya, dikutip dari Antara, Kamis, 20 November 2023.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu turut membahas soal pemerhati politik. Menurutnya, para pemerhati politik menilai bahwa demokrasi bisa berjalan secara substansi, bukan prosedur.
Pasalnya, substansi demokrasi tak hanya mencakup aspek politik, melainkan juga alam pikir ekonomi dan sosial budaya. Ganjar Pranowo pun mengasumsikan, apabila ekonomi dan sosial dalam keadaan yang baik, maka politik juga otomatis akan maju.
Baca Juga: Anies Tak Ingin Setop Pembangunan IKN, Usul Kembangkan 14 Daerah Lain
Dengan begitu, substansi demokrasi pun dapat dikatakan maju.
"Kemudian, para kandidat itu bisa menyampaikan apa yang menjadi ide, gagasan, kondisi, dan solusi," ujarnya.
Ganjar Pranowo Bahas Soeharto
Dalam kesempatan yang sama, Ganjar Pranowo merasa khawatir apabila setiap pemimpin yang baru memiliki visi dan misi yang berbeda dengan konstitusi. Ia pun menyinggung soal peristiwa yang terjadi pada tahun 1998.
Saat itu, Soeharto yang menduduki kursi Presiden mengumumkan bahwa ia berhenti dari jabatannya setelah 32 tahun berkuasa. Mundurnya Soeharto sebagai presiden pada peristiwa 21 Mei 1998 itu dinilai menjadi tonggak awal Indonesia memasuki era baru, yakni reformasi.
"Saya akan memulai dari cerita 98 saja, karena peristiwa 98 itu penting. Itulah yang menjadi cita-cita dari seluruh perbaikan yang ada di bangsa dan negara ini," ucapnya.