kievskiy.org

Kenapa Jalur Pendakian Marapi Masih Dibuka Meski Statusnya Waspada?

Warga berdiri di pematang sawah saat Gunung Marapi erupsi di Padang Panjang, Sumatera Barat, Rabu (6/12/2023). Gunung Marapi masih terus erupsi dan mengakibatkan hujan abu vulkanik di kawasan Padang Panjang, Agam, Bukittinggi, dan Tanah Datar.
Warga berdiri di pematang sawah saat Gunung Marapi erupsi di Padang Panjang, Sumatera Barat, Rabu (6/12/2023). Gunung Marapi masih terus erupsi dan mengakibatkan hujan abu vulkanik di kawasan Padang Panjang, Agam, Bukittinggi, dan Tanah Datar. /ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra. ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Jalur pendakian Gunung Marapi, Sumatra Barat, masih tetap dibuka meski statusnya sudah dinyatakan waspada. Akibatnya, puluhan pendaki menjadi korban erupsi Gunung Marapi pada Minggu 3 Desember 2023.

Jatuhnya 23 korban jiwa itu pun dinilai menjadi bukti bahwa prosedur dan rambu-rambu keselamatan telah diabaikan. Pengamat kebencanaan dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Eko Teguh Paripurna mengatakan bahwa korban tewas semestinya bisa dicegah andai rekomendasi untuk tidak mendekati kawah dalam radius tiga kilometer dipatuhi.

"Kalau dilihat ada pendaki yang sampai merapat dekat ke kawah, maka SOP [standard operational procedure] tersebut diabaikan oleh pendaki dan pihak-pihak yang seharusnya memberi peringatan untuk itu," katanya, Selasa 5 Desember 2023.

Pendakian Ditutup Lalu Dibuka Lagi

Gunung Marapi telah berstatus Waspada atau level II sejak 2011. Aktivitas erupsi Gunung Marapi sempat meningkat pada 7 Januari 2023, sehingga pihak berwenang menutup sementara jalur pendakian.

Akan tetapi, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat membuka kembali jalur pendakian ke Marapi pada 24 Juli 2023. Meski, gunung dengan ketinggian 2.885 meter itu masih berstatus Waspada.

PLH BKSDA Sumatra Barat, Dian Indriati mengatakan bahwa pihaknya memberikan izin pendakian Gunung Marapi karena adanya kesepakatan dengan semua pihak terkait, termasuk pemda. Sejak izin pendakian dikeluarkan pada Juli 2023, tidak tercatat aktivitas signifikan pada Gunung Marapi.

Bahkan pada 3 Desember 2023, sejumlah pendaki yang selamat menyatakan 'tidak ada tanda-tanda erupsi'. Keterangan itu diperkuat oleh catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahwa tidak ada gempa atau erupsi di Marapi selama dua pekan sebelum kejadian.

Meski demikian, pakar vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman mengatakan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Marapi "sangat sulit diprediksi". Bencana kali ini pun telah menunjukkan bahwa pengabaian prosedur keselamatan dapat berakibat fatal ketika bersanding dengan gunung yang berkarakter seperti Marapi.

Mengapa Banyak Pendaki Berada di Area Sekitar Kawah?

Dalam proses evakuasi pada Selasa 5 Desember 2023, sejumlah petugas dari tim SAR tampak menggotong kantong jenazah korban erupsi di dekat kawah Gunung Marapi. Di belakang mereka, kepulan asap dari erupsi berskala kecil terlihat dengan jelas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat