PIKIRAN RAKYAT - Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana merespons soal Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menobatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai alumnus paling memalukan.
Dia mengaku tak mempermasalahkan kritik yang datang tepatnya dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa UGM. Namun, dia mengatakan bahwa setiap klaim terkait kinerja Jokowi perlu diuji dengan argumentasi faktual.
"Dalam negara demokrasi, yang namanya kritik, yang namanya pujian dan kepercayaan kepada penyelenggara negara adalah hal yang wajar," katanya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat di Jakarta, dikutip Minggu, 10 Desember 2023.
Menjawab kritik BEM KM UGM terhadap Presiden Jokowi, Ari mengatakan sejatinya setiap kinerja pemerintah memang tak bisa menyenangkan semua orang. Untuk satu kebijakan, perbedaan penerimaan nyaris selalu ada. Ada rakyat yang tidak puas, ada yang puas, bahkan memuji Jokowi karenanya.
"Coba cek saja penilaian lembaga-lembaga survei terhadap kinerja presiden. Juga bisa cek aktivitas Presiden yang lebih sering turun ke lapangan, mendengarkan suara masyarakat," ujar dia.
Ari melanjutkan, pihak Istana juga tidak mempersoalkan kritik yang ditunggangi kepentingan di tengah kontestasi politik Pemilu 2024. Baik itu sekadar menarik perhatian, membangun opini, atau disusul kepentingan elektoral.
Namun dia mengingatkan, semua opini kritik perlu didasari dengan data-data pendukung yang dapat dibuktikan keabsahannya. Bukan sekadar menjatuhkan pemerintahan Jokowi menuju akhir periode keduanya.
"Tapi, semua opini itu harus diuji dengan argumentasi, dengan fakta, dengan bukti," katanya lagi.
Kritik maupun pujian yang sifatnya masukan, kata Ari pasti akan selalu diterima dengan lapang oleh pihak Presiden Jokowi. Ibaratnya, imbuh dia, masukan itu merupakan 'vitamin' untuk meningkatkan kinerja pemerintahan.