PIKIRAN RAKYAT – Komitmen tiga pasangan capres-cawapres peserta Pemilu 2024 untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu dipertanyakan. Ketiganya dinilai hanya obral janji untuk mendapatkan suara rakyat saja.
Namun pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang dinilai paling tidak menunjukkan komitmen menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Hal itu karena dugaan keterlibatan Prabowo di kasus 1998, kala itu 13 aktivis pro-demokrasi hilang.
Deputi Koordinator KontraS, Andi Muhammad Rezaldy menilai komitmen Prabowo Subianto dalam menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu sangat minim. Andi menyebut sikap Prabowo tercermin saat menjawab pertanyaan Ganjar Pranowo saat debat capres perdana, Selasa 12 Desember 2023.
“Alih-alih menjawab dengan mengemukakan strategi yang akan dilakukan untuk menuntaskan kasus, capres nomor dua justru ‘berlindung’ di balik dukungan aktivis 98 kepadanya,” ujar Andi, dikutip dari BBC.
Baca Juga: Daftar Pemain Cedera Arsenal Jelang Laga Kontra Brighton 17 Desember 2023
Andi juga menyoroti visi-misi pasangan Prabowi-Gibran yang tidak berkomitmen menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Mereka hanya menjadikan isu tersebut sebagai pelengkap agar masyarakat memberi suara.
Visi ‘menegakkan HAM’ dinilai masih terlalu dasar, apalagi mereka tak menyinggung cara untuk menyelesaikan kasus pelengaran HAM. Apalagi untuk menegakkan dan mengembalikan hak korban atau keluarga.
Pakar soal janji politik 3 capres soal HAM
Tak hanya pihak KontraS yang menilai 3 capres tidak punya komitmen besar untuk menangani kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, asisten professor hukum di Universitas Global OP Jindal, Eka Nugraha Putra menyatakan hal serupa.
Bahkan Eka menyebut 3 capres punya rekam jejak buruk dalam isu HAM, bukan hanya Prabowo yang lekat dengan beberapa kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo juga punya rekam jejak buruk.