kievskiy.org

Jusuf Kalla Tak Punya Kesempatan Beri Nasihat ke Jokowi Agar Tidak Beri Jalan Mudah ke Gibran

Eks Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Eks Wakil Presiden Jusuf Kalla. /Pikiran Rakyat/Amir Faisol

PIKIRAN RAKYAT – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla mengaku sangat prihatin dengan kondisi demokrasi saat ini. Pemerintah dikuasai golongan tertentu bahkan sampai tahap Pemilu 2024.

Jusuf Kalla tak menampik bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kemudahan dan akses cepat bagi anaknya, Gibran Rakabuming, untuk menjadi cawapres. Padahal hal tersebut sangat menyalahi demokrasi.

Namun Jusuf Kalla mengaku tak sempat mengingatkan Jokowi untuk bersikap adil. Dia hanya sempat mengingatkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membimbing anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agar mencapai puncak secara bertahap.

“Ya tentu, karena saya berada di luar pemerintahan, saya pernah ingatkan ke Pak SBY 'Pak ini bagaimana baiknya, seperti kita, bertahap lah, jangan langsung' gitu,” ucap Jusuf Kalla.

Baca Juga: Jusuf Kalla Singgung Pemilu Sayang Anak, Sebut Megawati dan SBY Mundur Teratur

“Tapi kalau sama Pak Jokowi, saya sudah setahun tidak bertemu dalam artian berbicara langsung, karena Pak Jokowi sendiri tidak menerima itu,” katanya menambahkan.

Politik sayang anak

Jusuf Kalla kemudian menyebut aksi Jokowi yang melancarkan jalan Gibran menjadi cawapres adalah bentuk politik sayang anak atau pemilu sayang anak. Aksi politik sayang anak ini dinilai bisa saja dilakukan Megawati atau SBY, tapi keduanya mundur teratur.

Dalam podcast Rhenald Kasali, JK menilai Megawati dan SBY mundur teratur karena melihat kemampuan anak mereka. Sehingga memilih mengurungkan niat untuk memaksakan kehendak mereka.

“Ibu Mega, awalnya mau mencalonkan Puan, tapi karena tidak cukup pengalaman, beliau menyadarinya, sehingga tidak jadi. Pak SBY, tentu ingin mas AHY jadi penerusnya, tapi pengalamannya juga tidak sampai,” tutur JK.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat