PIKIRAN RAKYAT - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyadari bahwa fenomena "orang dalam" (ordal) sudah membudaya di Tanah Air. Untuk menghilangkan hal tersebut, ia menilai harus ada transparansi dalam sistem rekrutmen atau seleksinya.
Menurutnya, cara tersebut ampuh untuk menjaga dan membuat masyarakat yang berprestasi mendapatkan kesempatan yang sama. Pernyataan itu disampaikannya dalam acara Diskusi dan Kalibrasi Bersama Mahasiswa di GOR Jatidiri, Semarang pada Minggu, 24 Desember 2023.
"Sistem rekrutmen dibuat meritokrasi dengan proses yang transparan, yang bisa dilihat publik," katanya, dikutip pada Senin, 25 Desember 2023.
Terkait dengan cara tersebut, Anies Baswedan pun menilik kembali apa yang telah diterapkan di Jakarta.
Baca Juga: Kaum Dhuafa Jadi Prioritas Ganjar-Mahfud, Mahfud: Supaya Tak Lalai dalam Ajaran Agama
"Ketika proses dibuat transparan maka semua orang tahu. Saya beri contoh Jakarta ketika penerimaan siswa baru. Seluruh warga bisa lihat siapa yang dapat, dari mana, nilainya berapa? Semua lihat," ujarnya.
Menurutnya, proses rekrutmen atau seleksi yang transparan akan membuat seluruh masyarakat bisa terima dengan hasilnya. Ia pun menyinggung bahwa pengawasan paling efektif adalah masyarakat.
"Ketika hasilnya keluar, enggak diprotes. Tapi, ketika begitu di situ nyelip anak yang enggak seharusnya masuk (namun lolos) maka akan ramai (dipersoalkan)," ucapnya.
"Yang mengawasi siapa? Seluruh rakyat. Sistem meritokrasi itu yang berprestasi dapat kesempatan dan promosi," tuturnya melanjutkan.
Anies Baswedan Yakin Rebut Suara Jawa Tengah
Anies Baswedan yakin bahwa dirinya dan cawapres pendampingnya, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mampu merebut banyak suara di Jawa Tengah, meski wilayah tersebut dikenal sebagai basis PDIP yang mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.