kievskiy.org

Mengenang Gus Dur: Guru Bangsa yang Membangun Jembatan Kemanusiaan dan Pluralitas

Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur saat menghadiri Acara Forum Ekonomi Dunia tahun 2000.
Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur saat menghadiri Acara Forum Ekonomi Dunia tahun 2000. /Dok.weforum.org

PIKIRAN RAKYAT - Abdurrahman Wahid, yang akrab disapa Gus Dur, adalah tokoh yang meninggalkan jejak besar dalam sejarah Indonesia. Lahir pada 7 September 1940 di Jombang, Jawa Timur, ia tumbuh menjadi figur yang menggabungkan spiritualitas Islam, kecintaan pada demokrasi, dan kepeduliannya terhadap hak asasi manusia.

Gus Dur menjadi Presiden Republik Indonesia pada tahun 1999, menjadikannya presiden keempat setelah tumbangnya Orde Baru di bawah bayang-bayang Soeharto.

Dalam kepemimpinannya, ia membawa semangat demokrasi dan mengedepankan hak asasi manusia. Namun, masa pemerintahannya yang singkat hingga 2001 juga diwarnai oleh tantangan dan kontroversi dalam perjalanan republik.

Tak bisa dipungkiri, salah satu kontribusi luar biasa Gus Dur adalah peran aktifnya dalam memajukan keberagaman dan pluralitas di Indonesia.

Baca Juga: Cak Imin: Setiap Ketum PKB Dipecat Gus Dur, Semua Melawan Kecuali Saya

Cucu dari KH Hasyim Asy'ari ini, sangat menghormati dan mendorong toleransi antaragama serta mempromosikan dialog antarbudaya.

Visinya tentang Indonesia sebagai negara yang inklusif dan beraneka ragam menjadi fondasi bagi pembangunan masyarakat yang harmonis.

Gus Dur Membawa Pesan Damai dan Dialog Antarumat Beragama

Selain itu, Gus Dur dikenal sebagai penganjur perdamaian dan dialog antarumat beragama. Besar dan tumbuh di lingkungan Pesantren Tebuireng membuat ia mampu mengembangkan pemikiran Islam yang moderat dan inklusif.

Keinginannya untuk menjembatani perbedaan antaragama membuat dia aktif dalam berbagai forum dialog, termasuk di tingkat internasional.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat