kievskiy.org

Anies Baswedan Terus Disoroti, Pakar: Pengkritik Harus Belajar Hukum agar Tidak Ngawur

Dokumentasi - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menyampaikan PSBB transisi, Rabu 1 Juli 2020.
Dokumentasi - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menyampaikan PSBB transisi, Rabu 1 Juli 2020. /ANTARA/Livia Kristianti ANTARA/Livia Kristianti

PIKIRAN RAKYAT - Usai menarik tuas darurat di tengah pandemi Covid-19, yakni dengan kembali menerapkan PSBB total di DKI Jakarta, Anies Baswedan banyak dihujani kritikan.

Tak hanya sekali, bertubi-tubi pengkritik datang baik dari kalangan politisi maupun pemerintahan.

Bukan cuma soal PSBB, belakangan ini Anies juga kembali di kritik atas tindakan terbarunya yang nekat memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Sekretaris Daerah Saefullah yang sudah dipastikan meninggal akibat Covid-19.

Baca Juga: Indonesia Kalah Telak, Turki Mulai Uji Coba Mobil Terbang 

Namun, bak muncul serangan balik, para pengkritik ini mendapat tanggapan dari Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Musni Umar yang menilai, seharusnya mereka belajar tentang hukum sebelum melontarkan kritik tersebut.

"Pengkritik Anies, Sekda DKI dibawa ke DKI harus belajar hukum agar tidak ngawur. Kritikannya kelihatan hebat sehingga viral tapi 'dungu'," tulis Musni Umar menanggapi pemberitaan tentang kritik terhadap Anies Baswedan.

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-Cirebon.com dalam artikel "Para Pengkritik Anies Baswedan Diserang Balik, Pakar: Harus Belajar Hukum, Biar Hebatnya Ga Ngawur", ia menjelaskan jenis hukum diskresi yang diartikan sebagai pengambilan keputusan secara sepihak oleh seorang pejabat publik.

Baca Juga: Update Harga Emas Hari Ini 19 September 2020, Antam per Gram Rp1.072.000 di Pegadaian

"Dalam hukum ada diskresi. Allah punya diskresi, Presiden punya diskresi, Gubernur, polisi punya diskresi lalu lintas," tambah Musni.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat