kievskiy.org

Megawati Singgung Jasanya Pisahkan TNI-Polri: Dipikirnya Gampang? Susah Payah Loh

Ilustrasi Personel gabungan TNI-Polri.
Ilustrasi Personel gabungan TNI-Polri. /Pikiran Rakyat/Aep Hendy

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri menyinggung jasanya untuk Polri. Dia menyebut, pemisahan TNI-Polri terjadi berkatnya.

Kebijakan itu dilakukan ketika dia menjabat sebagai Presiden kelima Indonesia menggantikan Gus Dur. Pemisahan TNI-Polri pun dilakukan secara susah payah.

"Saya mau ngomong sama Polri, yang memisakan Polri itu saya loh ketika presiden kelima. Dipikirnya gampang? susah payah loh. Karena apa? karena terpisahkan lagi dari TNI," kata Megawati Soekarnoputri dalam peringatan HUT Ke-51 PDIP di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu, 10 Januari 2024.

"Baik-baik, itu apa gak saya beri untuk ada pemasukan, ada pendapatan untuk APBN-nya, saya belikan yang namanya peralatan dan lain sebagainya," tuturnya menambahkan.

Oleh karena itu, Megawati Soekarnoputri mengingatkan kepada pemimpin yang berkuasa agar tidak macam-macam. Termasuk, mengusik netralitas TNI-Polri dalam Pemilu 2024 ini.

"Eh eling loh ya yang jadi pemimpin, jangan macam-macam," ucapnya.

Sejarah Pemisahan TNI-Polri

Sebelum dipisah seperti sekarang, TNI dan Polri dulunya sempat tergabung dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Penyatuan keduanya dilakukan pada 1962, pada saat Indonesia menghadapi berbagai ancaman integritas nasional.

Berdasarkan informasi di situs TNI, menyatunya kekuatan angkatan bersenjata di bawah satu komando diharapkan dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya. Namun, setelah Soeharto lengser, muncul tuntutan agar Polisi dipisahkan dari ABRI.

Pemisahan itu tidak terlepas dari tujuan reformasi. Salah satunya adalah memberantas sejumlah kebijakan kontroversial ABRI pada era Orde Baru, misalnya masalah Dwifungsi ABRI.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat