kievskiy.org

Pengancam Tembak Anies Jadikan Gambar Prabowo sebagai Foto Profil, TKN Singgung Teori 'Kuda Troya'

Prabowo Subianto dan Anies Baswedan saling sindir di debat ketiga Pilpres 2024.
Prabowo Subianto dan Anies Baswedan saling sindir di debat ketiga Pilpres 2024. /Antara/Aditya Pradana Putra

PIKIRAN RAKYAT - Capres nomor urut 1 Anies Baswedan sempat mendapatkan ancaman penembakan dari akun TikTok @calonistri71600. Pada Sabtu, 13 Januari 2024 kemarin, kepolisian pun berhasil menangkap pemilik akun tersebut, berinisial AWK (23). 

Berdasarkan hasil penelusuran, terlihat bahwa akun tersebut menggunakan gambar capres nomor urut 2 Prabowo Subianto sebagai foto profilnya. Terkait dengan hal itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran buka suara. 

Wakil Ketua TKN, Habiburokhman menegaskan bahwa pelaku pengancaman Anies Baswedan tidak memiliki keterkaitan dengan pihaknya. 

"Bisa saja orang siapa pun yang mengambil nama atau foto Pak Prabowo, kami tidak bertanggung jawab atas apa yang dilakukan (pelaku) karena itu terjadi secara hukum ya tidak ada kaitannya," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Minggu, 14 Januari 2024. 

Baca Juga: Ganjar Soal Hasil Survei: Jangan Khawatir, Kita Punya Alat yang Lebih Canggih

Dengan pelaku yang memasang gambar Prabowo Subianto sebagai foto profil itu, kata Habiburokhman, tidak bisa langsung diasumsikan bahwa ia merupakan pendukung paslon nomor urut 2. Mengingat, saat ini masyarakat dapat dengan mudah mengakses foto-foto seseorang di tengah kemajuan zaman. 

"Bisa saja itu orang tidak yang gak suka kepada Pak Prabowo lalu melakukan tindak dengan seolah mencantumkan foto Pak Prabowo bisa saja dengan berbagai teori udah lah kita gak usah berasumsi," ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Habiburokhman pun menyinggung soal teori intelijen "Kuda Troya". Sebuah teori yang membahas soal kemungkinan adanya seseorang yang menyamar sebagai bagian dari kelompok tertentu dengan tujuan menjatuhkan musuh.

"Ya peristiwa ini jangan dijadikan untuk memfitnah pihak tertentu, karena gampang memverifikasi sebuah peristiwa pidana itu gampang, tangkap pelakunya ditanyakan apa motifnya kapan dilakukan akan terungkap secara jelas," ucapnya. 

Habiburokhman menilai bahwa setiap upaya yang mengganggu jalannya pesta demokrasi harus ditindak tegas. Ia pun mengapresiasi Polri yang telah menangkap pelaku dan mengusut kasus tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat