kievskiy.org

Kesan Mahfud MD Ikuti Perkembangan Pemilu dari Tahun 1971

Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD. /Antara/Akbar Nugroho Gumay

PIKIRAN RAKYAT - Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD menyampaikan, sudah mengikuti perkembangan pemilu dari tahun 1971. Hal itu disampaikannya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024.

Mahfud MD mengungkapkan, dalam Pemilu 2024 ini, tak ada ancaman yang diterimanya seperti yang dikhawatirkan sejumlah pihak. "Enggak ada ancaman apa-apa."

Pernyataannya itu disampaikan untuk menjawab pertanyaan ihwal adanya kekhawatiran sejumlah tokoh mengenai intimidasi dalam Pemilu 2024. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) berujar, berbagai pergolakan yang terjadi selama pesta demokrasi merupakan hal biasa.

"Kalau saya, biasa saja. Saya sudah ikut pemilu sejak tahun 1971. Saya sudah melihat dan setiap saat saya selalu mengikuti perkembangan," tutur dia, "ya, biasa saja pergolakan-pergolakan begitu. Jadi, nggak ada ancaman apa-apa."

Terpenting, menurutnya, jajaran TNI-Polri serta aparatur sipil negara (ASN) berlaku semaksimal mungkin dan profesional selama Pemilu 2024 berlangsung.

Media sosial diretas

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD (tengah) menyalami pendukungnya saat berkampanye di hadapan masyarakat nelayan dan petani di Tembokrejo, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 29 Desember 2023.
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD (tengah) menyalami pendukungnya saat berkampanye di hadapan masyarakat nelayan dan petani di Tembokrejo, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 29 Desember 2023.

Belakangan, Mahfud MD juga mendapat sorotan lantaran media sosialnya diretas. Saat dibajak pihak tak bertanggung jawab, media sosialnya mengunggah video yang menunjukkan beberapa orang asing menggunakan pakaian berwarna hijau tua.

"Tuhan ada di atasku, siapa yang dapat mengendalikan diriku?" demikian caption berbahasa Ibrani dalam unggahan yang video berdurasi 12 detik yang menampilkan orang-orang menyundul bola.

Pria asal Bangkalan itu menilai, peretasan oleh pihak tak bertanggung jawab terhadap akun media sosialnya tak memiliki muatan politis apapun. "Itu hanya setengah hari. Hanya sempat mem-posting (mengunggah) satu gambar (video) yang juga tak punya nilai politis apa-apa."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat