kievskiy.org

Siapa Bu Sumarsih? Wanita yang 17 Tahun Perjuangkan Aksi Kamisan Demi Keadilan untuk Wawan

Sumarsih, ibu dari salah satu korban tragedi 1998.
Sumarsih, ibu dari salah satu korban tragedi 1998. /Pikiran Rakyat/Boy Darmawan

PIKIRAN RAKYAT - Maria Catarina Sumarsih (72) menjadi sosok yang menarik perhatian publik, karena sering hadir dalam aksi Kamisan yang digelar di depan Istana Negara. Apalagi, sosok wanita yang akarab disapa Sumarsih itu mungkin asing bagi anak muda yang lahir di atas 1998.

Banyak yang kemudian bertanya, apa yang terjadi pada Sumarsih? Mengapa dia sering terlihat berdiri dekat lautan massa berbusana hitam dengan mengenakan kaos bertuliskan #SayaWawan seraya memegang payung hitam bertuliskan 'Jangan Diam, Lawan'.

“Pernah ada yang bertanya, 'Ibu Sumarsih itu siapa?', 'Sebenarnya ada kasus apa?'. Pernah ada juga yang bertanya, 'Kenapa ada aksi Kamisan?', 'Kenapa kasus pelanggaran HAM harus diselesaikan?'," kata Sumarsih.

Siapa Itu Bu Sumarsih?

Dia kemudian bertutur kepada para penanya yang sebagian besar belum lahir pada saat Tragedi 1998 terjadi. Pada 13 November 1998, dia kehilangan putranya, Bernardinus Realino Norma Irmawan alias Wawan.

Wawan merupakan seorang mahasiswa Universitas Atmajaya jurusan Ekonomi Akuntansi yang pada saat itu tengah menempuh semester lima.

“Kuliahnya hanya sampai semester lima karena meninggal dunia dalam Tragedi Semanggi I, 13 November 1998,” ucap yang sering disapa Sumarsih di aksi Kamisan yang ke-772, Kamis 4 Mei 2023.

Di latar belakang, terdengar seruan mahasiswa yang menggunakan pengeras suara sambil memegang spanduk lebar bertuliskan "25 Tahun Reformasi, KAMI BELUM LUPA". Dia pun tidak heran ketika ada banyak orang di media sosial yang bertanya kepadanya mengenai aksi Kamisan dan Wawan.

Sumarsih beberapa kali menjelaskan dengan sabar kepada para pemilik akun yang menanyakan hal-hal terkait Tragedi '98 kepadanya. Meski terkadang, ada juga yang mencibirnya dan menyuruhnya untuk merelakan saja kematian anaknya.

“Kemudian ada yang mengatakan bahwa anak saya adalah orang hilang. Saya cerita, anak saya tidak hilang, tetapi meninggal karena ditembak dengan peluru tajam ABRI. Makamnya ada di TPU Joglo Jakarta Barat,” tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat