kievskiy.org

'Perubahan Cuma Omong-omong', Luhut Sangsikan Konsep Selain Keberlanjutan Era Jokowi

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bersama Presiden Jokowi.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bersama Presiden Jokowi. /Antara

PIKIRAN RAKYAT - Menko Marves RI, Luhut Binsar Pandjaitan sangsikan konsep pemerintahan selain keberlanjutan era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terutama, Luhut menilai perubahan yang diusung paslon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) adalah omong kosong semata. 

Dalam keterangan terbarunya, Luhut bicara soal wacana perubahan yang digaungkan pada kontestasi Pilpres 2024. Menurut dia, perlu riset panjang untuk merubah seluruh kebijakan pemerintah saat ini, sehingga konsep itu tidak akan mudah diwujudkan.

"Kontinuitas menjadi kunci, keberlanjutan menjadi kunci. Tidak perubahan perubahan, perubahan itu kita mulai dari nol lagi, mulai dari nol lagi itu saya mengalami 10 tahun sebagai pembantu presiden, sebagai Kepala Staf Presiden dan sebagai menteri beberapa jabatan tidak gampang," ujarnya, lewat akun instagram pribadi @luhut.pandjaitan, dilihat, Sabtu, 3 Februari 2024.

"Yang ngomong-ngomong itu yang hanya omong-omong aja, coba dilakukan," ujar Luhut sambil tertawa.

Ia kemudian mengungkapkan bahwa pemerintah Jokowi sejatinya telah menggelar diskusi bersama semua capres-cawapres, mengenai keberlanjutan program saat ini. Namun, kata dia hanya pasangan Prabowo-Gibran yang menyambut baik program-program tersebut.

"Saudara-saudara sekalian, diskusi ini saya bawa kepada calon presiden dan cawapres itu, tapi yang merespons sangat positif dan langsung dengan langkah-langkah dia adalah Pak Prabowo beberapa kali saya sampaikan ke dia kami ada begini, beliau datang. Beliau datang ke kami dan beliau mengirim timnya ke kami dan berbicara dengan tim kami," kata Luhut.

"Beliau (Prabowo) sangat setuju dan bilang ini harus dilakukan 'menurut saya bang ini harus dilanjutkan, harus dilakukan karena ini program yang baik sekali'" ucapnya, menegaskan.

Bagi Luhut, hanya Prabowo yang cocok untuk menggantikan Jokowi, sebab keselarasan konsep berpikir akan membuat kemajuan bangsa ini lebih mudah diimplementasikan. Sebaliknya, Luhut sangat tidak sepakat dengan perubahan sebab panjangnya waktu yang mesti disediakan.

"Ini saya pikir perlu presiden yang paham dengan ini dan mau dengan ini. Jangan pula nanti ubah ganti lain, mengganti lagi kita riset 4 tahun, (contoh) mengenai seaweed ini atau lebih, dan sekarang kalau mungkin dibongkar lagi kapan kita mau maju?" ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat