/photo/2024/01/28/3887597721.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Bantuan sosial (bansos) hanya akan jadi petaka bagi kaum miskin di Indonesia, jika hanya dijadikan sebagai 'kendaraan' menuju kemenangan di Pemilu Pilpres 2024. Hal itu ditegaskan Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah.
Dia mengatakan bahwa program bansos hanya dapat mendatangkan manfaat bagi si penerima jika penyaluran dan penyebarannya dilakukan dengan perencanaan yang semestinya.
Bansos, kata dia, bisa mengentaskan kemiskinan bila dikerjakan ahlinya, sesuai perencanaan berdasarkan pendataan saksama. Lebih spesifik, Said Abdullah tidak mengamini kepentingan politik dalam bansos.
"Program bansos hanya akan tepat sasaran dan memiliki manfaat optimal bagi pengentasan rumah tangga miskin bila dikerjakan oleh tangan tangan teknokrasi yang bekerja sesuai perencanaan, profesional, berintegritas dan tidak ada tunggangan politik," kata Said dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 5 Februari 2024.
Untuk itu, ia memohon agar praktik-praktik demikian disetop sesegera mungkin. Said Abdullah tak ingin rakyat miskin terus dicekoki bansos hanya demi mengeruk suara pemilu.
Sebab, imbuhnya, alih-alih mengentaskan kemiskinan, cara-cara demikian justru akan semakin menyulitkan rakyat miskin keluar dari kubangan kemiskinan.
"Cara cara seperti itu tidak akan mengentaskan rakyat miskin keluar dari kubangan kemiskinan, tetapi hanya menjadikan orang miskin sebagai kendaraan politik," ujarnya.
Besar harapan Said agar seluruh penerima bansos tetap dapat memilih paslon sesuai hati nuani masing-masing. Ia ingin masyarakat miskin mampu berdaulat pada Pemilu 2024, tanpa dibatasi langkahnya dengan kerangkeng bansos.
Paling penting, Said menambahkan bahwa rakyat tak perlu takut atas ancaman penghapusan data diri dari daftar penerima bansos di masa depan. Said menambahkan, hal itu tak akan terjadi sebab penentuan hak suara tidak ada hubungannya dengan penghapusan bansos.