PIKIRAN RAKYAT – Mahasiswa yang berasal dari gabungan 15 kampus dan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menggelar aksi unjuk rasa bertajuk selamatkan demokrasi di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Citarum, Kota Bandung pada Rabu, 7 Februari 2024.
Aksi demonstrasi tersebut menuntut agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersikap netral dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Massa sempat mengibarkan bendera setengah tiang sebagai simbol duka cita atas matinya demokrasi Indonesia.
Koordinator aksi Ilyasa Ali Husni menyebut aksi demonstrasi tersebut sebagai puncak akumulasi rasa muak terhadap cawe-cawe atau campur tangah pemerintah khususnya Presiden Jokowi di Pemilu 2024 sekaligus sebagai jawaban dari sikap para guru besar dan Perguruan Tinggi yang menyuarakan kritik serupa.
"Ini ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan Jokowi dan menyambut dari guru besar dan kampus bahwa hari Indonesia makin carut marut demokrasinya," kata Ilyasa dalam orasinya seperti dikutip Pikiran-rakyat.com pada 7 Februari 2024.
Ilyasa menilai pemerintah telah banyak melakukan pelanggaran demokrasi selama gelaran Pemilu 2024. Dia menuntut agar Presiden Jokowi untuk bersikap netral dan menghormati demokrasi yang sedang dijalankan rakyat Indonesia.
"Dalam rangka penyelamatan demokrasi dengan menuntut untuk adili seluruh penghianat konstitusi serta pejabat niretika yang menghancurkan negeri ini demi kepentingan individu," terang Ilyasa.
Aksi Unjuk Rasa Berujung Kemacetan
Seiring dengan berlangsungnya aksi unjuk rasa, Jalan Raya Ir. H. Juanda terpantau macet parah. Sejumlah pengendara tampak terjebak di tengah kemacetan akibat masa unjuk rasa yang memadati hingga di tengah jalan.
Dilansir dari akun media sosial X (dahulu Twitter) @Infobdg, pada pukul 18.56 WIB kemacetan belum terurai sehingga banyak pengendara memilih untuk berhenti sementara di pinggir jalan.
"#lalinBDG 18.56 : Hindari Jl. Ir Juanda karena pendemo memadati hingga ditengah jalan," kata pemilik akun X @Infobdg.