/photo/2024/01/24/4168277180.jpg)
PIKIRAN RAKYAT – Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) mengungkap penyebab adanya kelangkaan di sejumlah ritel modern dan mahalnya harga beras di hampir seluruh wilayah Indonesia. Pihaknya menyebut pemicu masalah tersebut akibat naiknya harga gabah di semua sentra produksi.
“Di tingkat produsen gabahnya sudah Rp8.000–an di daerah produksi harga berasnya sudah Rp15 ribu-an. Ini terjadi di seluruh Indonesia, praktis di seluruh sentra produksi,” kata Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, Selasa, 13 Februari 2024.
Bayu menyebut saat ini hampir seluruh wilayah Indonesia menjual beras di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan. Bahan pokok tersebut saat ini dibanderol mencapai Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram.
Sementara itu, berdasarkan HET yang ditetapkan pemerintah, beras dijual Rp13.900 per kilogram, sedangkan untuk harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp5.000.
Penyebab beras langka di ritel modern
Bayu turut mengungkap biang kerok beras langka di sejumlah ritel modern. Kelangkaan beras di sejumlah ritel modern terjadi pada kemasan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) karena ritel enggan menjual beras di atas HET.
“Ritel modern kira-kira berani enggak melanggar HET, kenapa nggak berani? Karena mengenai reputasinya, jadi kalau sampai ketahuan dan ada yang foto maka itu akan menimbulkan masalah bagi si ritel modern itu,” tutur Bayu, dikutip dari Antara.
Ia mencontohkan misalnya jika ada Alfamart atau Indomaret yang melanggar ketentuan HET, maka seluruh gerai ritel itu akan terdampak karena yang bertanggung jawab adalah manajemen dari dua ritel tersebut.
“Si pengusaha pasti berpikir sampai kapan ruginya maka mereka kemudian mulai mengurangi pasokan ke ritel modern,” ujar Bayu.
Beda halnya dengan kondisi penjualan beras di pasar tradisional yang memiliki stok banyak, tetapi harganya mahal di atas HET.