PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Benni Rhamdani heran melihat sikap Prabowo Subianto yang bisa meminjam Istora Senayan untuk deklarasi kemenangan pada 14 Februari 2024 atau tepat pada hari pencoblosan. Sebab menurut Benny, alur peminjaman Istora tidak mudah dan membutuhkan waktu paling cepat satu bulan.
“Meminjam Istora tuh butuh satu bulan loh, jadi bagaimana mungkin dia sudah mengetahui kemenangan padahal pencoblosannya baru dilakukan tanggal 14 Februari?,” kata Benny di Gedung High End, Jakarta Pusat.
Namun jika mengingat kembali Pemilu 2014 dan 2019, Benny paham bahwa Prabowo memang identik dengan deklarasi kemenangan, sujud syukur, meski akhirnya kalah.
“Jadi ini by design dan ini Prabowo style,” ujarnya.
Benny lalu berpesan kepada masyarakat agar tidak mudah tertipu oleh tindakan Prabowo. Terlebih, setiap peserta pemilu berkewajiban menunggu hasil rekapitulasi suara yang baru diumumkan KPU satu bulan setelah pemungutan suara.
“Jadi masyaraka jangan mau ditipu, dikibuli oleh Prabowo style yang mendeklarasi kemenangan, padahal quick count itu bukan bagian dari tahapan untuk mengumumkan perolehan suara sebagaimana diatur oleh undang-undang maupun oleh PKPU,” ujar Benny.
Prabowo Klaim Menang Pemilu
Prabowo Subianto mendeklarasikan kemenangan usai dinyatakan unggul berdasarkan hasil quick count Pilpres 2024. Saat berpidato di hadapan pendukungnya, Prabowo menyebut bahwa kemenangan itu adalah kemenangan rakyat. Prabowo lalu berjanji merangkul semua pihak, termasuk paslon 01 dan 03.
"Kemenangan ini harus menjadi kemenangan untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024 malam.
"Kami akan merangkul semua unsur dan merangkul semua kekuatan. Kami akan menjadi presiden, wakil presiden, dan pemerintah untuk seluruh rakyat Indonesia," katanya menambahkan.