kievskiy.org

Lonjakan Suara PSI dan Rekayasa Pemilu 2024 Diduga demi Ambisi Jokowi Menggerus PDIP

Lonjakan suara PSI di Pemilu 2024 mencurigakan, diduga ada campur tangan Jokowi di balik ini demi memenangkan partai yang dipimpin Kaesang Pangarep, putra bungsunya, itu.
Lonjakan suara PSI di Pemilu 2024 mencurigakan, diduga ada campur tangan Jokowi di balik ini demi memenangkan partai yang dipimpin Kaesang Pangarep, putra bungsunya, itu. /Antara/Hafidz Mubarak A

PIKIRAN RAKYAT - Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis menilai, lonjakan suara PSI alias Partai Solidaritas Indonesia tidak masuk akal. Koalisi menduga adanya penggelembungan suara untuk meloloskan partai itu ke parlemen.

PSI merupakan satu-satunya partai yang mengalami lonjakan suara sangat tajam dalam kurun waktu dan rentang persentase suara masuk yang sama. Suara sementara PSI di tingkat nasional melesat dalam 6 hari terakhir.

Partai yang dipimpin Kasesang Pangarep, anak bungsu Presiden Jokowi, itu mendulang nyaris 400 ribu suara dalam waktu sangat cepat. Hingga Sabtu, 2 Maret 2024 sekira pukul 13.00 WIB, total suara PSI sudah mencapai 3,13 persen. Raihan suara tersebut mendekati ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen.

Padahal, real count data dari 530.776 tempat pemungutan suara (TPS) per Senin, 26 Februari 2024, suara PSI hanya sebesar 2.001.493 suara atau 2,68 persen. Bagi koalisi yang sangat akrab dengan data riset serta terbiasa membaca tren dan dinamika data, lonjakan presentase suara PSI di saat data suara masuk di atas 60 persen itu tidak lazim dan tidak masuk akal.

Koalisi juga menduga penggelembungan suara akan terjadi bersamaan dengan penghentian penghitungan manual di tingkat kecamatan dan penghentian Sirekap KPU.

Pemilu dibajak rezim Jokowi?

Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sejak 18 Februari 2024, Komisi Pemilihan Umum di beberapa kabupaten/kota sempat menghentikan pleno terbuka rekapitulasi suara secara manual di tingkat kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Pada saat yang sama, Sirekap juga dihentikan dengan alasan sinkronisasi data. Sirekap secara faktual beberapa kali tidak bisa diakses publik.

Koalisi sudah mengingatkan bahwa penghentian pleno terbuka tentang rekapitulasi suara secara manual di tingkat Kecamatan serta penghentian Sirekap KPU harus dipersoalkan. Pasalnya, hal itu menguatkan kecurigaan publik ihwal Pemilu 2024 telah dibajak rezim Jokowi.

Pemungutan dan penghitungan suara direkayasa sedemikian rupa diduga kuat untuk mewujudkan tiga keinginan Jokowi.

  1. Memenangkan Paslon Capres-Cawapres Prabowo-Gibran
  2. Meloloskan PSI ke Parlemen
  3. Menggerus suara PDI Perjuangan.

Jika dugaan penggelembungan suara PSI dan fakta-fakta kecurangan itu dibiarkan, menurut, koalisi, lengkaplah kekacauan Pemilu 2024 yang dengan sendirinya menghancurkan legitimasi Pemilu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat