PIKIRAN RAKYAT – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan hasil prediksi posisi hilal pada 29 Syaban 1445 Hijriah atau bertepatan dengan 10 Maret 2024. Menurut penelitian, hilal penentu 1 Ramadhan 1445 H diprediksi hampir tidak akan dapat terlihat di seluruh wilayah Indonesia pada hari digelarnya sidang isbat tersebut.
Hal itu disampaikan Peneliti Ahli Utama Pusat Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin. Menurut Thomas, posisi hilal di Indonesia masih sangat rendah, yakni hanya 0,7 derajat dan elongasi 1,7 derajat. Posisi tersebut jauh dari kriteria baru yang ditetapkan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
"Kriteria MABIMS minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat," kata Thomas di Kantor BRIN, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024.
Menurut Thomas, pada 10 Maret 2024, wilayah yang memenuhi kriteria Mabims hanya benua Amerika. Sedangkan, wilayah Asia Tenggara tidak memenuhi kriteria rukyatul hilal. Sehingga, berdasarkan hisab baru, maka 1 Ramadhan kemungkinan besar jatuh pada tanggal 12 Maret 2024 .
Sementara bia mengacu pada kriteria wujudul hilal, maka pada 10 Maret 2024, sudah memenuhi kriteria. Oleh karena itu, kata Thomas, Muhammadiyah menetapkan awal Ramadhan 1445 H pada 11 Maret 2024.
"Nanti akan dibuktikan saat rukyat pada saat magrib tanggal 10 Maret 2024 atau 29 Syaban 1445, Hijriah," kata Thomas, dikutip dari Antara.
Jadwal sidang isbat awal Ramadhan 2024
Sementara itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) akan menentukan awal Ramadhan 2024 melalui tahapan sidang isbat yang akan digelar pada Minggu, 10 Maret 2024.
Adapun sidang isbat akan dilalui melalui tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadhan 1445 Hijriah berdasarkan hasil hisab. Pemaparan dilakukan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB.
"Sesi ini terbuka untuk umum dan akan disiarkan secara langsung di Channel Youtube Bimas Islam," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib.