kievskiy.org

Usul Sidang Isbat Ditiadakan, Benarkah Tak Berguna Tentukan Awal Ramadhan?

Ilustrasi sidang isbat.
Ilustrasi sidang isbat. /Antara/Fikri Yusuf

PIKIRAN RAKYAT - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengusulkan agar sidang isbat penetapan awal Ramadhan dan Idul Fitri 2024 tidak perlu digelar. Sebab, jika menggunakan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada tanggal tersebut sudah dipastikan tidak akan terlihat hilal.

"Posisi hilal masih di bawah 1 derajat, jelas hilal tidak akan terlihat kalau menggunakan kriteria MABIMS," ucapnya.

Sejak Januari, Muhammadiyah telah mengumumkan awal Ramadhan 2024 yang menandai dimulainya ibadah puasa. Begitu juga dengan awal Syawal yang menandai hari raya Idul Fitri 2024.

Oleh karena itu, sudah dapat dipastikan Ramadhan 2024 berdasarkan metode Kemenag akan dimulai 12 Maret 2024. Di sisi lain, Muhammadiyah yakin bila Hari Raya Idul Fitri versi pemerintah akan berbarengan dengan versi Muhammadiyah. Sebab pada akhir Ramadhan, hilal dipresdiksi sudah di atas 8 derajat.

“Insya Allah Idul Fitri akan bareng. Posisi hilal saat akhir Ramadan sudah di atas 8 derajat. Dengan posisi seperti itu, hilal sudah bisa dilihat jelas," kata Abdul Mu'ti.

Selain hemat waktu, Muhammadiyah berpendapat peniadaan sidang isbat dapat menghemat anggaran pemerintah. "Jadi tidak perlu sidang isbat, sehingga bisa hemat anggaran,” ujarnya.

Merujuk Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 1/MLM/I.0/E/2024, awal Ramadhan jatuh pada 11 Maret 2024 dalam kalender Masehi. Sementara awal Syawal bakal jatuh pada 10 April 2024.

Muhammadiyah menggunakan metode hisab atau penghitungan dalam menentukan tanggal-tanggal tersebut. Secara lebih spesifik, metode yang digunakan adalah hisab hakiki.

Hisab hakiki berpatokan pada peredaran bulan dan matahari secara hakiki atau sebenarnya, dengan kriteria wujudul hilal atau terbentuknya hilal, yakni bulan sabit tipis yang menandai awal bulan baru.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat