kievskiy.org

Indonesia Bakal Impor Beras 22.500 Ton dari Kamboja

Ilustrasi - Pedang beras di Pasar Manis Ciamis.
Ilustrasi - Pedang beras di Pasar Manis Ciamis. /Pikiran Rakyat/Nurhandoko Wiyoso

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia berencana untuk mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja. Impor tersebut dilakukan, guna memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024.

Meski memutuskan untuk melakukan impor beras hingga 22.500 ton, Pemerintah mengaku akan tetap mengandalkan produksi dalam negeri.

“Kami mengutamakan produksi dalam negeri. Hanya untuk Bulog ketersediaan hari ini, memang pengadaan dari luar negeri. Dari Kamboja 22.500 (ton),” kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi usai mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin 18 Maret 2024.

Menurutnya, Bapanas sedang mempersiapkan panen raya padi pada Maret-April 2024 untuk menyokong ketersediaan stok beras. Dia pun mengaku optimistis dengan kondisi harga gabah yang sedang terkoreksi menjadi Rp6.700 per kilogram.

Hal itu akan berdampak pada penurunan harga beras, asalkan produksi sesuai dengan perencanaan. Pemerintah diyakini akan mampu mencukupi kebutuhan beras bagi masyarakat menjelang Lebaran 2024, termasuk dengan memberikan bantuan bagi para keluarga penerima manfaat (KPM).

“Masyarakat kita yang 22 juta KPM yang terbawah itu sudah diberikan beras bantuan pangan 10 kilogram gratis, tahun lalu (diberikan selama) tujuh bulan, sekarang enam bulan. Jadi masyarakat desil 1-2 itu sebanyak 98 persen sudah ter-cover,” tutur Arief Prasetyo Adi.

Intervensi Lewat Bansos Beras

Melalui intervensi dengan memberikan beras sebanyak 10 kilogram kepada 22 juta KPM, pemerintah secara tidak langsung telah memenuhi kebutuhan 8 persen dari total penduduk Indonesia.

“Satu rumah tangga bisa 3-4 orang. Jadi maksud saya itu sudah (diantisipasi). Kemudian, Gerakan Pangan Murah, Pak (Menteri Dalam Negeri) Tito (Karnavian) dan semua pemerintah daerah melakukan ya,” ujar Arief Prasetyo Adi.

Lebih lanjut, dia memastikan bahwa stok beras di Bulog akan terus dipantau agar tetap berada di angka 1,2 juta ton hingga Juni 2024.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat