PIKIRAN RAKYAT – Asal-usul kata "Lebaran" belum banyak diketahui meskipun perayaan akbar umat Islam ini digelar setiap tahun. Penggunaan kata "Lebaran" lebih populer di Indonesia ketimbang "Idul Fitri" atau "Eid".
Berdasarkan data tren pencarian di Google Trends dalam sebulan terakhir, "Lebaran" menjadi kata yang paling banyak digunakan pengguna internet di Indonesia ketimbang "Idul Fitri" atau "Eid". Simak grafis di bawah ini.
Asal-usul kata 'Lebaran'
Secara etimologi, Lebaran berasal dari bahasa Jawa, yaitu "lebar" yang berarti "selesai" atau "berakhir", dan "an" merupakan akhiran untuk menunjukkan masa. Jadi, secara harfiah, "Lebaran" berarti "selesai" atau "berakhirnya" sesuatu.
Beberapa ahli bahasa dan sejarawan percaya bahwa istilah "Lebaran" pertama kali digunakan di Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Penggunaan kata ini kemungkinan berkembang dari proses adaptasi bahasa Arab yang diintegrasikan dengan bahasa lokal.
Makna kultural
Meskipun akarnya mungkin bersumber dari bahasa Jawa, Lebaran memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekadar berakhirnya bulan Ramadan atau puasa. Secara kultural, Lebaran adalah waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan saudara.
Di Indonesia, ada tradisi mudik saban menjelang Lebaran. Mudik juga merupakan akronim yang berasal dari bahasa Jawa yakni "mulih dhisik" yang berarti pulang duluan. Ada pula yang mengartikan mudik sebagai akronim dari "mulih dilik" atau pulang sebentar. Pada Lebaran 2024, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan ada 193,6 juta orang Indonesia yang melakukan mudik di Indonesia.
Selain menjadi momen berkumpul bersama keluarga, Lebaran juga sering menjadi momen untuk memberikan sedekah atau bantuan sosial lainnya.