kievskiy.org

Pertemuan Prabowo-Megawati Tinggal Tunggu Waktu, Idrus Marham: Visi Mereka Sudah Satu

Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan).
Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan). /Antara/Erlangga Bregas Prakoso

PIKIRAN RAKYAT - Politikus senior Partai Golkar Idrus Marham meyakini, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra sekaligus calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri akan segera bertemu. Menurutnya, realisasi pertemuan dua tokoh tersebut hanya terganjal masalah waktu dan momentum.

“Saya punya keyakinan hanya masalah waktu dan hanya masalah momentum tokoh-tokoh ini utamanya Prabowo dengan mbak Mega itu pasti ketemu,” kata Idrus kepada wartawan pada Jumat, 12 April 2024.

Tak hanya Prabowo dengan Megawati, Idrus menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga akan segera bertemu Megawati. Dia sekali lagi menekankan bahwa pertemuan hanya tinggal menunggu waktu karena sebenarnya mereka memiliki suasana kebatinan yang sama.

“Saya ingin mengatakan begini, (pertemuan) tokoh-tokoh tersebut hanya persoalan waktu saja. Persoalan momentum saja tetapi visi mereka suasana kebatinan mereka sebenarnya sudah satu,” tutur Idrus.

“Pak Prabowo misalkan dengan mbak Mega dalam sejarah menentukan kepemimpinan bangsa ini sudah melalui proses panjang. Bagaimana ketika di DKI mengantarkan pak Jokowi. Bagaimana pak Prabowo pernah menjadi wakilnya pasangannya dengan Mbak Mega,” ucapnya menambahkan.

Perbedaan pandangan politik bukan berarti jadi musuh

Lebih lanjut Idrus menutukan, bahwa perbedaan pandangan politik tidak seharusnya membuat para tokoh tersebut bermusuhan. Dia lantas mencontohkan kisah Sukarno dan Mohammad Natsir yang tetap bersahabat meskipun berbeda pandangan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Idrus mengisahkan, ketika Sukarno dipenjara di Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Natsir dan kelompok Jong Islamieten Bond (JIB) yang pertama kali mengunjungi Sukarno.

“Perdebatan jalan tapi pertemanan juga jalan. Pertengkaran jalan, tapi pertemanan juga jalan. Bahkan di dalam sejarah kita kenal ketika bung Karno ditahan di Sukamiskin, kelompok pak Natsir yang pertama kali melakukan kunjungan,” tutur Idrus.

“Demikian pula juga misalnya ketika Bung Karno dibuang ke Ende (Nusa Tenggara Timur) kelompok-kelompok Pak Natsir yang datang untuk membesuk,” ucapnya melanjutkan.

Contoh kedua, lanjut Idrus, persahabatan antara Sukarno dan Buya Hamka. Meski berbeda pandangan dan pendapat tetapi kedua tokoh itu tetap bersahabat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat