kievskiy.org

Banyak Guru Terjerat Pinjol, Gaji Kecil Jadi Penyebabnya

Ilustrasi pinjaman online atau pinjol.
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol. /Antara

PIKIRAN RAKYAT - Lebih dari 1.433 orang terjerat pinjaman online atau pinjol sepanjang 2023-2024. Ada banyak alasan yang melatari mereka terjerat pinjol. Sebanyak 542 orang karena latar belakang ekonomi, sedangkan 499 orang lainnya karena ingin mencairkan dana lebih cepat.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyebut 42 persen korban pinjol ilegal adalah guru atau pengajar.

Kedua, korban pinjol terbesar adalah mereka yang dikenakan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang jumlahnya 21 persen. Ketiga, ibu rumah tangga (18 persen). Keempat, karyawan (9 persen), dan pelajar (3 persen).

Diketahui, jumlah angka yang terjerat berasal dari guru lantaran disebabkan adanya faktor mendapatkan penghasilan atau upah yang rendah dan tidak sebanding dengan kebutuhan yang diperlukan oleh para guru, sehingga mereka harus melakukan pinjol dan mengharuskan terkena hutang.

Berdasarkan data yang disampaikan, berikut 8 kalangan masyarakat paling banyak terjerat pinjol.

  • Guru: 42 persen
  • Korban PHK: 21 persen
  • Ibu Rumah Tangga: 18 persen
  • Karyawan: 9 persen
  • Pedagang: 4 persen
  • Pelajar: 3 persen
  • Tukang pangkas rambut: 2 persen
  • Pengemudi ojek online: 1 persen

 

Banyak Dosen Cari Sampingan

Banyaknya guru dan dosen yang terjerat pinjol tidak terlepas dari faktor minimnya gaji mereka. Serikat Pekerja Kampus (SPK) mendorong kesejahteraan dosen mendapatkan perhatian yang serius. SPK menilai, masih banyak dosen yang mendapatkan gaji bersih di bawah Rp3 juta, bahkan setelah bertahun-tahun mengajar.

Anggota Litbang SPK, Fajri Siregar, mengatakan, kecilnya upah memaksa dosen untuk mengambil pekerjaan sampingan. Hal ini diungkapkannya dengan merujuk penelitian yang dilakukan SPK pada 2023.

Fajri menyebutkan, sebanyak 76 persen responden dosen terpaksa mengambil pekerjaan sampingan. Hal itu berdampak kepada terbengkalainya tugas utama dosen karena tidak fokus di satu pekerjaan.

"Parahnya, dosen yang bekerja di universitas swasta jauh lebih rentan terhadap gaji rendah," kata dia, Rabu, 2 Mei 2024.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat