kievskiy.org

Nasib 5 Remaja yang Olok-olok 'Darah Anak Palestina', Disdik DKI Jakarta Turun Tangan

Seorang anak Palestina melihat roti yang dipanggang di oven kayu bakar, di tengah kekurangan bahan bakar dan listrik, saat konflik antara Hamas dan Israel berlanjut, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 16 Oktober 2023.
Seorang anak Palestina melihat roti yang dipanggang di oven kayu bakar, di tengah kekurangan bahan bakar dan listrik, saat konflik antara Hamas dan Israel berlanjut, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 16 Oktober 2023. /Reuters/Mohammed Salem

PIKIRAN RAKYAT - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta ikut turun tangan dalam persoalan sejumlah remaja yang mengolok-olok 'darah anak Palestina' di media sosial. Lembaga tersebut mengecam dan ikut andil tangani kelima remaja yang terlibat.

Sebelumnya, terdapat lima remaja perempuan yang membuat guyonan tak pantas tentang anak-anak Palestina. Lewat video yang kini tersebar di internet, kelimanya terlihat sedang makan McDonald's, produk yang notabenenya tengah diboikot di Indonesia.

Sambil tertawa-tawa, kelimanya guyon bahwa mereka seperti sedang mengonsumsi daging dan darah anak korban genosida di Gaza, Palestina.

Sontak publik naik pitam atas video tersebut. Menanggapi kisruh dan kontroversinya di kalangan masyarakat, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Budi Awaluddin buka suara.

Kasus ini, kata dia, telah dikoordinasikan dengan berbagai pihak, antara lain, Polisi, Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta para kepala sekolah dari kelima pelaku.

"Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan koordinasi dan juga rapat bersama bersama dengan kepolisian dari perwakilan Mabes Polri dan juga dari Polda, juga bersama-sama kita dari Kementerian Agama, dari KPAI, dari Kesbangpol, dari Dinas PPAPP, dan juga dari para kepala sekolah," kata dia, Rabu, 12 Juni 2024.

Budi Awaluddin menguraikan, semua pelajar SMP yang tampak dalam video itu kini berstatus wajib lapor ke sekolah selama satu pekan. Mereka juga wajib melapor ke pihak Bimbingan Konseling (BK) di sekolah.

Tak hanya itu, ia memastikan kelimanya akan mendapat pembinaan agar tak lagi melakukan perbuatan serupa di masa depan.

"Selama satu minggu akan kita lakukan pembinaan kepada siswa-siswa tersebut," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat