kievskiy.org

Impor Tekstil China Meningkat, Himpunan Pengusaha Beberkan Salah Satu Penyebabnya

Ilustrasi tekstil.
Ilustrasi tekstil. /Pixabay/Engin_Akyurt

PIKIRAN RAKYAT - Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia atau HIPPI menyoroti peningkatan impor tekstil dari China ke Indonesia. Menurut Ketua Umum HIPPI, Erik Hidayat, impor tekstil asal China menjadi kekhawatiran kalangan UMKM, pengusaha nasional, dan sejumlah pihak. Bahkan, kata Erik, di level kabinet pun Menteri keuangan Sri Mulyani, telah bersuara mengenai hal tersebut.

“HIPPI sejak awal sudah mengkhawatirkan akan terjadi hal demikian. Kami sudah membaca tanda-tandanya dan memperingatkan semua pihak terkait. Masuknya impor tekstil bukanlah hal yang mengejutkan,” kata Erik dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis 20 Juni 2024.

Erik menduga tingginya impor tekstil dari China ini terbuka kemungkinan ada kaitannya dengan penguasaan e-Commerce di tanah air. Sebab belum ada satu tahun, TikTok juga menguasai mayoritas saham Tokopedia.

“Dan sangat mungkin ada keterkaitan (meningkatnya impor tekstil China) dengan penguasaan e-Commerce lokal oleh perusahaan asing,” katanya.

Perilaku belanja konsumen Indonesia

Erik menjelaskan, alasan penguasaan e-Commerce lokal ke tangan asing berkaitan impor tekstil asal China. Selain soal pasokan, ada sejumlah hal yang mana UMKM lokal akan kalah bersaing.

Secara platform, tambah Erik, e-Commerce lokal yang sudah dikuasai oleh China menguasai trafik, data, dan bisa menjual harga produk secara ‘miring’. Perilaku belanja konsumen di Indonesia juga hal yang dikhawatirkan oleh HIPPI.

“Yang pada akhirnya mematikan usaha-usaha lokal tidak mampu bersaing dari segi harga dan volume produksi. Kondisi ini dapat memperparah situasi pasar lokal dan menimbulkan kerugian besar bagi para pengusaha dan pekerja di sektor tekstil domestik,” ujarnya.

PHK Massal

Sebelumnya Sri Mulyani mengungkapkan penyebab gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tekstil. Hal ini dikarenakan persaingan bisnis tekstil yang kian ketat, sementara pasokan berlebih.

Kondisi ini, kata Sri Mulyani, memicu praktik dumping atau upaya menjual barang ke luar negeri dengan harga lebih murah dibandingkan harga di dalam negeri.

"Di dunia terjadi excess (kelebihan) kapasitas (tekstil), sehingga terjadi banyak sekali dumping. Jadi kita harus hati-hati untuk melindungi ekonomi kita di dalam negeri," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan DPD RI, dikutip Rabu 19 Junu 2024.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat