kievskiy.org

Luhut Puji Program Makan Bergizi Prabowo, Sebut Banyak Anak Indonesia Tak Pernah Makan Daging dan Telur

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) berbincang dengan Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto (kanan).
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) berbincang dengan Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto (kanan). /Antara/Hafidz Mubarak A

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memuji program makan bergizi yang direncanakan oleh presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.

Sebab, anak-anak di Indonesia banyak yang tidak pernah makan daging dan telur.
Oleh karena itu, dengan adanya program makan bergizi, ia pun berharap anak-anak di Indonesia bisa menikmati makanan-makanan yang bergizi.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri acara Supply Chain Dynamic in Critical Minerals Geopolitical di Jakarta pada Kamis, 20 Juni 2024.

"Dan program itu (makan bergizi) dijalankan di 93 negara, bukan hal yang aneh. Saya kira ini sangat bagus," katanya, dikutip dari Antara pada Jumat, 21 Juni 2024.

Luhut Pandjaitan juga mengapresiasi menu makanan yang akan berganti setiap harinya. Menu tersebut nantinya akan disajikan dalam bahasa Inggris.

"Misalnya, today your meal eggs, rice, ini pakai bahasa Inggris. Jadi pelajaran dalam satu program," ujarnya.

Negara Sanggup Biayai Makan Bergizi

Luhut Pandjaitan membantah bahwa negara tak mampu membiayai program makan bergizi. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan skenario yang dihitung oleh Kemenko Marves, dengan defisit anggaran 2,5 persen, Indonesia bisa mengalokasikan Rp612 triliun untuk berbagai hal, termasuk makan bergizi.

Kemudian, pembangunan tol sumatera, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Jadi saya pikir bagus, orang takut nanti anggaran belanja kita enggak kuat, sebenarnya bertahap, enggak ada masalahnya," ujarnya.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat tak usah khawatir. Menurutnya, anggaran Indonesia akan baik-baik saja, selama dapat meminimalisir kebocoran-kebocoran anggaran. Hal itu pun dapat dilakukan dengan digitalisasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat