kievskiy.org

Data BAIS yang Diretas dan Dijual di Dark Web Sudah Usang dan Tersiar, dalih TNI

Ilustrasi peretasan. BAIS TNI dinonaktifkan untuk penyelidikan.
Ilustrasi peretasan. BAIS TNI dinonaktifkan untuk penyelidikan. / pexels pexels

PIKIRAN RAKYAT - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar menekankan bahwa data Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI yang kini diretas dan diperjualbelikan di dark web adalah data lama yang memang sudah disiarkan secara publik. Ia mengisyaratkan bahwa data itu bukan data yang rahasia atau dilindungi.

Di keterangan terbaru, Nugraha juga memastikan bahwa server BAIS TNI kini tengah dinonaktifkan sementara waktu demi proses penyelidikan, usai aksi peretas MoonzHaxor terhadap data BAIS.

Adapun, data-data yang diretas, kata Nugraha memang adalah informasi lama yang sudah sempat dirilis tahun ini.

"Data yang diretas adalah data lama dan di-release (disiarkan) pada tahun 2024. Saat ini server sudah dinonaktifkan untuk kepentingan penyelidikan yang lebih lanjut," kata Kapuspen TNI, di Jakarta, Rabu, 27 Juni 2024.

Baca Juga: Tim Siber TNI Dalami Peretasan Data BAIS , Apa Kata Petinggi Institusi?

Kronologi Terungkap Kasus Peretasan

Di lini masa media sosial X, akun ‪@‬FalconFeeds.io yang rutin memantau aktivitas siber, termasuk dari situs gelap (dark web) pada Senin, 24 Juni 2024, mengumumkan aksi peretasan oleh peretas MoonzHaxor terhadap sistem BAIS TNI.

Dalam klaimnya, si peretas mengatakan mereka telah menguasai sejumlah data milik BAIS. Pelaku bahkan menyediakan pula contoh (sample) data yang mereka kuasai di forum jual beli data gelap di dark web BreachForum.

Mereka lantas menjanjikan data lengkap (full set data) kepada siapa saja yang hendak membayar. MoonzHaxor membanderol 'barang dagangannya' itu dengan nominal 1.000 dolar AS (setara Rp16.405.000) untuk database 2.000 pengguna berukuran 773 kilobita (kb), dan 7.000 dolar AS (setara Rp114.835.000) untuk data-data rahasia berukuran 33,7 gigabita.

Di unggahan serupa, MoonzHaxor menawarkan pula jasa untuk memperlihatkan sejumlah data hasil retasannya dari database BAIS, di antaranya dokumen-dokumen rahasia per tahun 2020–2022.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat