kievskiy.org

Toyota Honda hingga Nissan Kena Tegur, Raksasa Otomotif Jepang Dinilai Lambat Soal Pengembangan EV?

Toyota pamer mobil listrik BZ4X di GIIAS 2022, Sabtu, 20 Agustus 2022.
Toyota pamer mobil listrik BZ4X di GIIAS 2022, Sabtu, 20 Agustus 2022. /Pikiran Rakyat/ Raider Paulus

PIKIRAN RAKYAT - Lembaga Greenpeace memberikan dua jempol ke bawah soal pengembangan mobil ramah lingkungan milik Toyota, Honda, dan juga Nissan.

Dalam studi terbaru yang dikeluarkan oleh Greenpeace, lembaga ini menempatkan tiga perusahaan tersebut dalam kategori terbawah dari 10 produsen mobil yang melakukan proses dekarbonisasi atau pengembangan kendaraan listrik (EV).

Greenpeace bahkan menempatkan Toyota, raksasa otomotif asal Jepang di peringkat terakhir soal studi terkait pengembangan EV ini, karena data mereka menunjukkan bahwa Toyota hanya menghasilkan 1 persen kendaraan tanpa emisi (EV).

Hal ini menjadi pertanyaan, apakah Toyota, Honda, dan juga Nissan bisa segera bangkit di saat waktunya kendaraan ramah lingkungan (EV hingga Hybrid) sudah tiba?

Baca Juga: Respons Anies saat Disoraki Kader Demokrat 'Anies-AHY untuk 2024'

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Electrek pada Jumat, 9 September 2022, data dari Greenpeace menunjukkan merk-merk Jepang memang tertinggal dalam upaya pembuatan mobil ramah lingkungan (hybrid atau kendaraan listrik/EV).

Hal ini terjadi karena negara Jepang sangat percaya pada ketertiban dan hierarki. Hal ini membuat perubahan yang menyeluruh di industri otomotif itu terserah pada pemimpin.

Dan di Jepang ada pepatah lama dari Toyota, Honda, atau petinggi Nissan yang memiliki pemikiran 'Jika Tidak Rusak, Jangan Diperbaiki'.

Jenis pemikiran ini sering menghasilkan perubahan yang lambat.

Baca Juga: Mahkamah Konstitusi: Tidak Semua Mantan Narapidana Bisa Jadi Caleg

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat