kievskiy.org

Ikut Berkontribusi Turunkan Emisi Karbon, Pengamat Sebut Mobil Hybrid Layak Dapat Insentif

Wuling Almaz Hybrid di pameran otomotif IIMS 2023.
Wuling Almaz Hybrid di pameran otomotif IIMS 2023. /Pikiran Rakyat/ Alza Ahdira

PIKIRAN RAKYAT - Berbicara mengenai kendaraan listrik, ada beberapa jenis mobil yang masuk dalam ekosistem elektrifikasi. Selain battery electric vehicle (BEV) yang menggunakan tenaga listrik murni, ada juga mobil-mobil hybrid yang masih menggunakan bensin dikombinasikan tenaga listrik.

Pada tahun 2022, pemerintah memberikan insentif pada mobil-mobil bertenaga listrik (BEV atau EV). Sayangnya, kebijakan yang sama tak berlaku untuk mobil-mobil hybrid.

Terkait hal ini, Pengmata Otomotif Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, Riyanto menyatakan pemerintah seharusnya memberikan juga insentif kendaraan listrik pada mobil hybrid. Ada beberapa hal yang jadi alasannya.

Baca Juga: Vonis Mati Ferdy Sambo Dianulir, Pengacara Brigadir J: Sunat Massal Ternyata Diterapkan di Hukum Negara Ini

Salah satunya adalah karena alasan lingkungan. Tak berbeda jauh dengan mobil listrik, mobil hybrid juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon.

Dalam acara diskusi 'Ujung Tombak Dekarbonisasi Indonesia' yang digelar Forum Wartawan Industri (Forwin) di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa 8 Agustus 2023, Riyanto menaytakan kontribusi mobil hybrid layak mendapatkan insentif. Karena mengurangi hingga 49 persen emisi karbon.

Saat ini, BEV mendapatkan insentif BBN dan PKB. Saya kira ini bisa dipertimbangkan juga ke hybrid, karena bisa mengurangi emisi sampai 50%. Jadi, mobil hybrid layak mendapatkan tambahan insentif,” kata Riyanto menjelaskan.

Baca Juga: Penyintas Gempa Cianjur Bakal Dapat Uang Tunggu Hunian

Riyanto menyatakan jika untuk membantu mencapai road map pemerintah soal emisi nol di tahun 2060, mobil hybrid bisa jadi salah satu pilihan tepat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat