BANDUNG, (PR).- Kalangan kampus tidak boleh berdiam diri dalam menghadapi berbagai masalah kebangsaan. Sebagai bagian dari kalangan intelektual di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, kontribusi harus bisa ditunjukkan, baik dalam bentuk pemikiran ataupun karya lainnya.
"Kampus ini adalah kalangan intelektual, kalangan kelas menengah. Mereka memiliki kemampuan daya kritis yang baik, kemampuan berpikir rasional. Kita harapkan kalangan kampus jangan jadi silent majority, tapi mereka bersuara," ujar Kapolri Tito Karnavian seusai menjadi salah satu pemateri dalam kuliah umum di Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganeca, Rabu, 8 Maret 2017.
Selain civitas akademis, kegiatan itu dihadiri sejumlah undangan, seperti Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Tito menuturkan, saat ini Indonesia tengah menghadapi berbagai ancaman, baik eksternal maupun internal. Di dalam negeri misalnya, tantangan yang harus dihadapi adalah keberagaman atau kebhinekaan yang ada di tengah masyarakat. Hal ini di satu sisi berpotensi menjadi ancaman jika tidak disikapi dengan bijak.
Dia juga mengingatkan bahwa kebhinekaan bukan hanya faktor bawaan yang bersifat statis. Lebih jauh lagi, keberagaman di tengah masyarakat cenderung dinamis dan terus berkembang. Maka berbagai potensi masalah ini perlu disikapi bersama, termasuk oleh kalangan kampus. Soalnya, sikap diam tidak akan menyelesaikan permasalahan.
"Kalangan kampus memberikan pemikiran-pemikiran yang produktif, yang rasional, metodologis, dalam rangka memecahkan masalah-masalah kebangsaan," kata Tito.***