kievskiy.org

Gerakan Mahasiswa Selalu Setia Membela Rakyat, dari Menteri Tukang Ngobyek hingga Dramaturgi Minyak Goreng

Potongan foto dari ANP tentang demonstrasi mahasiswa di Jakarta dengan membawa nama-nama mahasiswa yang gugur dalam unjuk rasa. Foto dimuat NRC Handelsblad edisi 6 Maret 1976.
Potongan foto dari ANP tentang demonstrasi mahasiswa di Jakarta dengan membawa nama-nama mahasiswa yang gugur dalam unjuk rasa. Foto dimuat NRC Handelsblad edisi 6 Maret 1976. /Dok. NRC Handelsblad

PIKIRAN RAKYAT - Mahasiswa kerap diidentikkan sebagai agent of change atau agen perubahan. Sejarah gerakan protes dan perlawanan mahasiswa negeri ini terhadap rezim yang berkuasa dengan kebijakan yang tak prorakyat terentang panjang sejak lama.

­Gerakan tersebut bahkan bisa merontokkan rezim berkuasa Orde Lama pada era Sukarno hingga Orde Baru pada masa Soeharto.

Aksi long mars atau jalan kaki Salemba-Rawamangun mahasiswa Universitas Indonesia memprotes kenaikan harga bahan pokok hingga bensin pada 1966 luar biasa beraninya.

Kritik-kritik pedas dalam bentuk aksi coret-coret kendaraan serta nyanyian mereka lakukan guna mengkritik pemerintahan Soekar­no serta anggota DPR masa itu.

Baca Juga: Mahasiswa Hari Ini, Senyap di Jalan Berisik di Medsos

Baca Juga: Usai Minyak Goreng, Solar Subsidi Dilaporkan Mulai Langka di Sejumlah Daerah di Indonesia

Sepulang long mars, para mahasiswa menyetop mobil-mobil di Salemba dan menulisinya dengan sejumlah slogan yang bisa membuat panas kuping pejabat negara.

Slogan-slogan itu antara lain ”Dekat jauh dua ratus”, ­”Turunkan harga bensin”, ”DPR banci”, ”Ritul menteri-men­teri goblok”, dan ”Chairul menteri goblok”.

Tak cukup itu, sejumlah mahasiswa UI menggelar aksi corat-coret dengan menyetop kendaraan saat menuju Hotel Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat