kievskiy.org

Kurikulum Merdeka Diklaim Bisa Tingkatkan Kualitas Pembelajaran di Tengah Krisis

Ilustrasi Kurikulum Merdeka.
Ilustrasi Kurikulum Merdeka. /Pixabay/mohamed_hassan Pixabay/mohamed_hassan

PIKIRAN RAKYAT - Pembaruan kurikulum yang lebih fleksibel dalam program Kurikulum Merdeka diklaim mempersempit kesenjangan pembelajaran.

Hal tersebut berdasarkan penelitian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, saat pandemi Covid-19 pada dua tahun terakhir.

Plt. Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Irsyad Zamjani mengatakan, pihaknya melakukan penelitian selama masa pandemi.

Penelitian dilakukan dengan membandingkan sekolah yang menerapkan kurikulum darurat yang lebih sederhana dan yang menerapkan kurikulum 2013 atau kurikulum penuh selama masa pandemi.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bawa Arkana saat Bekerja, Pakar Ekspresi dan Asisten Eril Ungkap Alasannya

Dari sekolah yang menerapkan kurikulum darurat pada masa itu, ditemukan adanya ketertinggalan belajar dalam hal numerasi dan literasi setara 4 bulan. Sementara untuk sekolah yang menerapkan kurikulum penuh, ada ketertinggalan belajar numerasi setara 5 bulan dan literasi setara 6 bulan.

"Berdasarkan perbandingan kedua data itu, bisa didapatkan hasil bahwa penggunaan kurikulum sederhana bisa memitigasi learning loss," katanya dalam Temu Inovasi di Jakarta, Selasa, 7 Juni 2022.

Menurutnya, sekolah yang menerapkan kurikulum darurat yang lebih sederhana kehilangan 1 bulan untuk numerasi dan 2 bulan untuk literasi, bila dibandingkan dengan kurikulum penuh.

"Berdasarkan hasil ini, kami cukup percaya diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat