PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menilai kebijakan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi telah meningkatkan akses layanan pendidikan yang berkeadilan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Jumeri, pada Sabtu, 18 Juni 2022.
“Secara nasional akses kita sudah baik. Nah, perjuangan berikutnya adalah bagaimana mengangkat mutu pendidikan yang relevan sehingga bisa lebih baik lagi,” ujar Jumeri dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Sabtu, 18 Juni 2022.
Jumeri juga menjelaskan, pedoman yang digunakan untuk pelaksanaan PPDB tahun ini masih tetap berdasarkan pada Permendikbud No. 1/2021 tentang PPDB untuk Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan juga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Baca Juga: Link Pendaftaran dan Alur PPDB SMA dan SMK DKI Jakarta, Dibuka 13 Juni 2022
Dalam aturan itu, dijelaskan bahwa PPDB dapat dilakukan melalui empat jalur yaitu jalur zonasi, afirmasi, perpindahan orangtua, dan jalur prestasi.
Isi Permendikbud mengatur besaran kuota pada setiap jalur PPDB di masing-masing jenjang pendidikan.
Pada jenjang SD (sekolah dasar), kuotanya sebanyak 70 persen dari daya tampung sekolah yang digunakan untuk zonasi, sedangkan 15 persennya untuk jalur afirmasi, dan 5 persen lagi untuk peserta didik yang melalui jalur perpindahan orangtua.
Pada jenjang SMP dan SMA, kuota jalur zonasi adalah 50 persen dari banyaknya daya tampung sekolah, 15 persen untuk jalur afirmasi, dan 5 persen untuk jalur perpindahan orangtua. Sisanya kuotanya dapat digunakan untuk peserta didik yang melalui jalur prestasi.
Baca Juga: Inggris Beri Uluran Tangan, 10 Ribu Tentara Ukraina Dapat Bantuan